Kartunis Ini Tetap Ngeyel Mau Gambar Nabi Muhammad Bertubuh Hewan, Inilah Demokrasi, Boleh Menghina

Swedia-Lars Vilks sdh diperingatkan masih ngotot mau gambar kartun Nabi-AFP-jpeg.image
Lars Vilks (AFP)

STOCKHOLM (SALAM-ONLINE): Seorang kartunis asal Swedia ngeyel mau gambar kartun sosok Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, meskipun sudah diperingatkan. Kartun tersebut akan dipamerkannya pada tahun ini.

“Penting bagi saya untuk melanjutkan (menggambar kartun Nabi Muhammad) ini. Karena, jika kalian menarik diri hanya karena ancaman maka prinsip demokrasi sudah ditinggalkan,” ujar kartunis Lars Vilks, seperti dikutip AFP, Kamis (21/2/2013).

Sebelumnya, Vilks mendapatkan ancaman mati setelah memamerkan lukisan karikatur Nabi Muhammad seperti seekor anjing. Karyanya tersebut dimuat dalam Surat Kabar Nerikes Allehanda pada 2007 silam.

Kini, pameran baru yang direncanakan diadakan di Kota Malmoe, juga menunjukkan hinaan terhadap Nabi. Kartun tak bermutu terbaru dari Vilks masih menunjukkan “Nabi Muhammad” dengan tubuh seekor anjing, dan dipadukan dengan karya lukisan dari pelukis ternama seperti Claude Monet, Peter Paul Rubens dan Anders Zorn.

“Belum bisa diperkirakan apabila pameran Juli nanti bisa memicu protes dan ancaman. Pada saatnya hal (ancaman) ini harus dihentikan,” tutur Vilks.

Baca Juga

Pihak berwenang Swedia harus bekerja keras menjaga keamanan di Malmoe. Kota terbesar ketiga di Swedia ini, dipenuhi oleh imigran asing dan banyak dari mereka adalah warga Muslim. Sekitar 100 ribu warga diketahui memiliki latar belakang Islam di kota Malmoe.

Ancaman terhadap Vilks patut diperhatikan. Pada 2009 lalu, seorang perempuan Amerika Serikat (AS) mengancam akan membunuh Vilks karena ulahnya yang menggambarkan Nabi Muhammad seperti seekor anjing. Perempuan yang menyebut dirinya “Jihad Jane” itu, kini malah mendekam di penjara.

Sementara tiga orang lainnya di Swedia juga sempat ditangkap karena sempat berniat untuk membunuh Vilks. Tetapi ketiganya kemudian dibebaskan pada Januari 2013 lalu dan didenda karena memiliki senjata.

Ternyata, memang, di negeri minoritas Muslim seperti Swedia ini menista, menghina dan melecehkan keyakinan orang lain dilindungi. Patokan mereka adalah demokrasi membebaskan orang untuk berekspresi, meskipun melecehkan keyakinan pihak lain. Demikianlah ajaran demokrasi yang mereka gembar-gemborkan. (okezone/salam-online)

Baca Juga