Dakwahkan Tauhid dan Ingatkan Bahaya Syirik, Acara Khazanah Trans-7 Dituduh Penyebar Ajaran ‘Wahabi’

Khazanah trans7-facebook-jpeg.imageJAKARTA (SALAM-ONLINE): Sangat jarang didapat acara di televisi yang bersifat mendidik. Kebanyakan dari program acara yang disajikan untuk para pemirsa bersifat melalaikan dan sangat jauh dari ajaran Islam.

Alhamdulillah, belakangan ini mulai ada tayangan-tayangan yang bisa mencerdaskan sekaligus mencerahkan umat dari kebodohan tentang agamanya. Meskipun acara ini diputar dengan durasi yang amat singkat tetapi memiliki efek yang begitu besar, mengingat televisi saat ini adalah salah satu media yang paling banyak dinikmati.

Trans 7, salah satu stasiun televisi swasta terbesar di Indonesia akhir-akhir ini membuat gebrakan luar biasa. Dalam acara Khazanah yang tayang setiap Senin sampai Jumat pukul 5.30-06.00 WIB ini menayangkan pendidikan yang amat bermanfaat. Selasa (9/4/2013)  pagi lalu Khazanah mengambil judul ‘Kultus dan Tabarruk’.

Pada acara tersebut dijelaskan bahaya pengultusan kepada individu tertentu. Bukan hanya mengambil dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah tetapi dijelaskan pula awal penyimpangan orang-orang Musyrik disebabkan mereka mengultuskan orang-orang yang dianggap mulia di antara mereka.

Selain pembahasan tentang bahaya pengultusan, dibahas juga dengan singkat, padat dan jelas tentang bahaya tabarruk atau mencari berkah.

Pada dasarnya mencari berkah itu dibolehkan jika sesuai dengan dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah. Tetapi menjadi terlarang dan bahkan jatuh ke dalam kesyirikan jika dilakukan sembarangan seperti kepada benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan. Demikian dijelaskan dalam acara itu.

Sebelumnya acara Khazanah juga membahas bahaya syirik, mulai dari syirik besar hingga syirik kecil.

Apakah Kontroversi?

Pada dasarnya masyarakat sangat membutuhkan acara-acara televisi yang mendidik seperti ini. Terlebih masalah akidah adalah sesuatu yang mesti diketahui oleh setiap Muslim agar tidak terjerumus kepada penyimpangan dan terjatuh ke dalam lumpur kesyirikan.

Meskipun respon positif banyak diungkapkan oleh para pemirsa, ada saja beberapa gelintir orang yang tidak setuju dan bahkan menginginkan acara Khazanah segera dihentikan. Mereka menganggap ajaran kebenaran tersebut telah memecah belah umat.

Satu hal yang amat lucu adalah menganggap bahwa acara Khazanah telah disusupi oleh “Wahabi”, sehingga mereka yang kontra bersepakat untuk melaporkan ke KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) agar menindak tegas acara itu.

Di dunia maya, muncul beberapa grup facebook yang menolak acara tersebut dengan nama ‘Satu Juta Muslim Indonesia Tolak Khazanah di Trans7′ dan juga di forum-forum penghujat seperti ‘Forum Aswaja Memberantas Kebodohan Jemaat Sawah (Salafi/Wahabi)’.

Apakah kebenaran yang datang dari Al-Qur’an dan Sunnah dianggap sebagai kontroversi ataukah mereka menolak acara tersebut karena memang selama ini menjadi pelaku atau bahkan penyeru utama ritual-ritual kesyirikan yang telah dijelaskan kesalahannya oleh Khazanah di Trans7?

Mengapa setiap dakwah yang berisi pemurnian tauhid, memberantas kemusyrikan, menyeru Al-Haq, menjauhi dan menghancurkan yang batil, dengan dalil Qur’an dan Sunnah kerap dikaitkan atau dicap sebagai ‘Wahabi’?

Tampaknya, upaya musuh-musuh Islam untuk mengadu domba dan memecah belah umat agar menjadi lemah, dengan cara menghadirkan kebatilan dan para pendukungnya untuk menggilas Al-Haq (Yang Benar) bukanlah isapan jempol. Tetapi, Allah berfirman:

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan ajaran (ad-Din) yang benar (Haq) untuk dimenangkan-Nya terhadap semua ad-Din (sistem, way of life, minhajul hayah, jalan hidup). Dan cukuplah Allah sebagai saksi,” (QS al-Fath: 28).

Dan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam salah satu hadits shahihnya, bahwa mereka yang selamat hanyalah yang berpegang teguh pada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul.

“Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku,” demikian sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. (gemaislam.com/arrahmah.com), salam-online

Baca Juga
Baca Juga