Aktivis HAM Myanmar Ini Ungkap Kisah Pembantaian Muslim Rohingya

Myanmar-Aktivis HAM Myanmar DR Maung Zarni-1-jpeg.image
DR Maung Zarni

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSIST), Adnin Armas, menyatakan apa yang terjadi di Rohingya, Myanmar, adalah genosida (pembersihan etnis). “Korbannya  adalah Muslim,” jelasnya, saat mengunjungi Republika, Jumat (5/12), bersama aktivis HAM asal Myanmar, DR Maung Zarni. “Muslim di sana dibantai dan dibumihanguskan sejak lama,” imbuh Adnin. Bagaimana ceritanya?

Aktivis HAM beragama Budha, Maung Zarni, menceritakan pembantaian dan genosida ini bermula dari pembodohan dan pembohongan yang dilakukan pemerintah Myanmar secara sistematis. “Mereka selalu menyatakan di depan majelis PBB, bahwa Rohingya tidak termasuk dalam wilayah Burma. Inilah awal kebohongan yang mendasari pembantaian dan genosida di sana,” jelas Zarni seperti dikutip Republika Online, Jumat (5/12).

Atas dasar itulah militer di sana memerangi Muslim Rohingya. Muslim di sana tidak mendapatkan kewarganegaraan. Hak asasi mereka terabaikan. Mereka tidak memiliki hak untuk hidup. Tidak ada hak pendidikan. Mereka tidak punya KTP. Tidak bisa menikah dengan diakui pemerintah.

Karena mereka terdesak, akhirnya menjadi manusia perahu. Yang seharusnya hanya muat untuk 50 orang, tapi dipaksakan menampung ratusan orang. Tidak diketahui mereka akan berlabuh di mana. Terakhir, mereka hanya mengucapkan selamat tinggal dari tempat kelahirannya, Rohingya, yang kini dikenal sebagai Bengali. Ternyata, kapal mereka tenggelam.

Baca Juga

Bagi Zarni, ini bukan sekadar pembantaian Muslim, tapi juga pembodohan dan pembohongan tokoh-tokoh dan petinggi agama Budha di sana. Mereka dijadikan alat propaganda oleh militer untuk memusuhi Muslim Rohingya.

Pihaknya tidak tinggal diam. Zarni bersama masyarakat Myanmar lainnya di Inggris, berupaya untuk membela nasib masyarakat Rohingya yang mayoritas Muslim. Dia menyatakan salah besar jika dikatakan Rohingya bukan bagian dari Burma. “Karena dokumen Gubernur Jenderal Inggris yang dulu menjajah Myanmar, dokumen kementerian pertahanan, dan berbagai ensiklopedia, menyebutkan Rohingya adalah bagian dari Myanmar,” ungkapnya. (ROL)

salam-online

Baca Juga