Peringatan 4 Tahun Tumbangnya Mubarak Telan 20 Korban Jiwa, Seruan Qaradhawi: “Ekspresikan Revolusi”

Mesir-Pemakaman Shaima al-Sabbagh, aktivis Mesir yang gugur saat memperingati 4 tahun revolusi 2011, Ahad (25-1-2015)-Foto-AFP-jpeg.image
Iring-iringan massa yang mengantarkan aktivis perempuan Mesir ke pemakaman, Shaima El-Sabbagh, yang gugur ditembak aparat keamanan rezim kudeta pada peringatan 4 tahun revolusi, Ahad (25/1) kemarin

KAIRO (SALAM-ONLINE): Peringatan 4 tahun Revolusi Mesir pada Ahad (25/1) berujung rusuh. Setidaknya dilaporkan, acara peringatan ini menelan 20 korban jiwa, akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dari barisan Ikhwanul Muslimin dengan aparat keamanan, sebagaimana dilansir Aljazeera, Ahad (25/1).

Disebutkan, korban jiwa itu terjadi di beberapa tempat yang berbeda, di Kairo dan beberapa kota lainnya.

Unjuk rasa dari Ikhwanul Muslimin pendukung presiden Mohammad Mursi itu berlangsung di Kairo dan sejumlah kota provinsi.

Di kota Kairo, bentrokan sengit terjadi di Matariyah dan Ain Shams, Kairo Timur.

Bentrokan juga terjadi di Giza, Kairo Barat, yang diawali dengan tembakan gas air mata oleh aparat keamanan untuk membubarkan massa, dan dibalas dengan lemparan batu.

Hari Jadi Revolusi ini untuk memperingati perlawanan pada 25 Januari 2011 menentang rezim Hosni Mubarak yang akhirnya berhasil ditumbangkan.

Sementara itu, Bundaran Tahrir yang menjadi ikon revolusi Mesir ditutup dengan kawat berduri dan tank tempur dari semua arah jalan untuk menghambat masuknya pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Di luar Bundaran Tahrir, tepatnya di belakang Museum Nasional tampak puluhan orang pendukung pemerintah berkumpul dengan mengusung potret Abdel Fatah Al Sisi, pemimpin yang mengkudeta presiden sah Mesir, Mohammad Mursi.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri yang membawahi kepolisian, Mohamed Ibrahim, menyatakan larangan unjuk rasa pada 25 Januari, dan berjanji menindak tegas bagi yang melanggar hukum.

Baca Juga

Presiden ‘tidak sah’ Abdel Fatah Al Sisi dalam pidato televisi untuk memperingati HUT ke-4 Revolusi itu mengatakan, Revolusi 25 Januari 2011, dan Revolusi 30 Juni 2013, merupakan kehendak rakyat untuk kemajuan bangsa, dan menyatakan penghormatan terhadap para korban dalam revolusi tersebut.

Unjuk rasa kian membesar setelah gugurnya seorang aktivis kiri perempuan bernama Shaimaa el-Sabagh (32). El-Sabagh merupakan aktivis kiri dari Aliansi Populer yang turut bergabung dengan barisan Ikhwanul Muslimin dalam peringatan 4 tahun revolusi Januari, Ahad (25/1) kemarin.

Ia ditembak saat membawa poster dan meneriakkan “roti, kebebasan dan keadilan sosial”, slogan utama dalam Revolusi 25 Januari 2011 yang dipimpin Ikhwanul Muslimin.

Terdengar suara tembakan. El Sabagh roboh di pelukan suaminya saat menaruh karangan bunga di dekat Lapangan Tahrir.

Diprediksi, kerusuhan berdarah ini akan meluas. Ulama Mesir yang sekarang berada di Qatar, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi memprotes kejadian ini.

Ia menyerukan rakyat Mesir agar keluar rumah dan mengekspresikan untuk tidak menginginkan apapun selain revolusi yang sesungguhnya.

“Rakyat Mesir harus keluar rumah untuk mengekspresikan bahwa mereka tidak menginginkan apapun selain revolusi,” seru Qaradhawi.

Ikhwanul Muslimin diprediksi akan menyambut seruan Syaikh Qardhawi yang pada 6 Desember 2014 lalu masuk dalam daftar buronan Interpol, karena rezim kudeta Mesir menginginkan penangkapan ulama 88 tahun itu. (Antara/AFP/Aljazeera/ salam-online)

Baca Juga