Blokir Situs Islam, Bumerang buat BNPT

–Oleh USYAQUL HURR–

Blokir Situs Islam, Bumerang buat BNPT-2-jpeg.imageSALAM-ONLINE: Hari-hari ini umat Islam Indonesia kembali kehilangan hak asasinya. Kali ini kaum Muslimin kehilangan hak untuk mendapatkan informasi, berita, dan yang terpenting adalah pencerahan ataupun pelajaran dari para ulamanya melalui situs-situs media Islam online yang mereka percaya.

Kebijakan Kemkominfo memblokir situs-situs media online Islam sangat mengejutkan kaum Muslimin di era Reformasi saat ini. Itu menunjukkan tindakan Abuse of Power dan otoritarian masih saja terjadi di negeri ini. Terlebjh korbannya lagi-lagi adalah Islam dan kaum Muslimin.

Protes pun bermunculan dari umat Islam, tokoh Islam, ormas dan sejumlah kalangan yang peduli untuk menjaga negara ini agar tidak kembali ke sejarahnya yang kelam di masa lalu.

Para pengelola situs Islam yang diblokir telah mendatangi Kemkominfo pada Selasa (31/3) lalu. Pihak Kemkominfo menyatakan mereka hanya menjalankan permintaan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan ‘Terorisme’). Maka dalam hal ini BNPT-lah pihak paling bertanggung jawab atas pembredelan situs media Islam online ini.

Jika kita cermati lebih jauh, langkah yang diambil BNPT ini sangat berbahaya di samping terang benderang menentang semangat Reformasi dan UU No. 40 Tahun 1999. Pasalnya keputusan BNPT ini secara tidak langsung mengandung unsur pelecehan terhadap dakwah Islam dan para ulama, dimana tulisan, ceramah, pencerahan-pencerahan sejumlah ulama bertebaran di dalam situs-situs yang diblokir itu.

Fakta berbicara bahwa situs-situs media Islam online yang diblokir merupakan salah satu alat penghubung sekaligus penyambung lidah para ulama panutan, tokoh Islam, intelektual Islam kepada umat secara umum. Pencerahan-pencerahan dari para ulama ini dapat mudah diakses oleh umat melalui perantara situs-situs tersebut, tentu termasuk di dalamnya adalah berita-berita dunia Islam.

BNPT sendiri sejauh ini tidak mau menjelaskan definisi dan batasan radikal itu sendiri seperti pernyataan Deputi Penindakan & Kemampuan Brigjen Arif Dharmawan kepada cnnindonesia.com. Karenanya umat Islam dibuat bertanya-tanya apa yang dimaksud ‘radikal’ oleh lembaga anti ‘teror’ yang selama ini didanai oleh Amerika dan Australia itu.

Arif Dharmawan menegaskan, lembaganya hanya menekankan bahwa konten di website yang diblokir itu bertentangan dengan falsafah Indonesia dan Islam.

Ketidakjelasan definisi dan batasan ‘radikal’ menurut BNPT yang dijadikan dasar pemblokiran situs-situs media Islam online otomatis melahirkan kesimpulan di masyarakat, khususnya umat Islam, bahwa semua konten dalam situs tersebut adalah ‘radikal’, bertentangan dengan falsafah Islam alias menyimpang, termasuk di dalamnya adalah ceramah-ceramah, tulisan-tulisan ulama, intelektual, tokoh Islam bahkan tokoh Majelis Ulama Indonesia sekalipun.

Ini adalah bentuk pendiskreditan Islam, khususnya ulama, yang dijadikan narasumber utama oleh situs media Islam online tersebut. Ada pepatah mengatakan “daging Ulama itu beracun” yang dipahami merendahkan martabat ulama itu berbahaya. Penyematan stempel radikal atau menyimpang terhadap situs-situs media Islam online mau tak mau menyasar para ulama, intelektual dan tokoh-tokoh Islam. Tanpa harus disebutkan namanya umat Islam tahu siapa saja ulama-ulama panutan umat yang rutin memberi pencerahan-pencerahan kepada umat melalui situs-situa media online yang diblokir atas perintah BNPT itu.

BNPT tanpa sadar sedang menempatkan umat Islam dan ulama-ulamanya sebagai musuh utamanya. Retorika yang dibangun selama ini bahwa BNPT melawan tindakan ‘teror’ dengan latar belakang apapun bukan Islamnya atau umat Islamnya dengan sendirinya terbantahkan oleh ulah mereka sendiri.

Baca Juga

Memang tidak sedikit ulama yang resah dengan keberadaan BNPT dan Densus 88 yang disinyalir kerap melancarkan aksi anti Islam dan umat Islam. Sebut misalnya, seperti seorang ulama kharismatik, KH Tengku Zulkarnaen (pengurus MUI Pusat) mengritik keras Densus 88 atas aksi mereka mengintimidasi santri penghafal Al Qur’an. KH Tengku Zulkarnaen bahkan meminta Densus 88 dibubarkan seperti diberitakan Republika.

Menempatkan kaum Muslimin dan ulama Islam sebagai musuh melalui kriminalisasi dan memblokir situs media Islam online semestinya diperhitungkan masak-masak oleh BNPT. Tindakan ini akan menjadi boomerang bahkan akan sangat membahayakan BNPT sendiri.

Kaum Muslimin dan ulama Islam Indonesia punya sejarah panjang bagaimana misalnya kegigihan mereka melawan pihak penjajah negeri ini. Sebut saja Syaikh Abdush Shomad Al Falimbani, Syaikh Yusuf Al Makassari, Pangeran Ngabdul Khamid (Diponegoro), Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanudin dan masih banyak lagi tokoh ulama sekaligus pahlawan nasional yang melawan penjajah Belanda dan penjajah “tetangga”nya sendiri yaitu kaum pribumi yang berkhianat mendukung Belanda dengan sebutan “Londo Ireng”.

Jangan lupa pula dengan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari yang menjadi pembakar semangat jihad pasukan Bung Tomo dan Resolusi Jihad-nya.

Akhirnya jika BNPT tetap pada pendiriannya memutuskan untuk membungkam situs-situs media Islam online dengan dalih radikal dan menyimpang dimana hari ini situs-situs tersebut menjadi penyambung lidah para ulama Islam, maka BNPT sedang memberi jalan kepada umat Islam untuk bersatu berdiri di belakang ulama panutannya.

Sebaiknya BNPT mulai hari ini kembali membuka lembaran sejarah yang ditulis dengan tinta emas, bagaimana kehebatan, keteguhan, kegigihan umat Islam dalam melawan penjajah asing dan penjajah dari dalam negerinya sendiri yaitu “Londo Ireng”.

Saudara-saudaraku umat Islam mari rapatkan barisan. Jadilah seperti air dan udara dimana semakin ditekan dan dimampatkan maka tekanan dan pancarannya akan semakin kuat ke segala arah. Ingat, pertolongan Allah Subahanau Wa Ta’ala sudah dekat.

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُمۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS Al Baqarah: 214)

Usyaqul Hurr, Pemerhati Media Islam

Baca Juga