Dilarang TNI, Warga Aceh Berbondong-bondong Bantu Pengungsi Muslim Rohingya

Rohingya-Aceh-Wanita dan anak-anak pengungsi Muslim asal Myanmar dan Bangladesh menunggu di penampungan sementara di Desa Matang Raya, Baktya, Aceh Utara-jpeg.image
Wanita dan anak-anak pengungsi Muslim Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh menunggu di penampungan sementara di Desa Matang Raya, Baktya, Aceh Utara

KUALA LANGSA (SALAM-ONLINE): Meski ada imbauan pihak aparat untuk tidak membantu pengungsi Muslim Rohingya, namun suara hati warga Aceh tak bisa ditahan untuk membantu saudara-saudaranya yang ditimpa kemalangan.

Sejak Jumat (15/5/2015), warga Langsa terus berbondong-bondong mendatangi dan melihat dari dekat para pengungsi Muslim Rohingya (Myanmar) yang terdampar di perairan Aceh. Kini para pengungsi ditampung Pemerintah Kota Langsa  di Komplek Pelabuhan Kuala Langsa, Kota Langsa.

Tak hanya melihat dari dekat, warga juga membawa sejumlah bantuan, seperti pakaian layak pakai, beras, biskuit, air mineral. Di sebuah ruangan dekat dapur umum, terlihat tumpukan pakaian bekas. Para pengungsi memilah-pilah mana pakaian yang cocok untuk dikenakan.

Pakaian layak pakai ini merupakan sumbangan dari warga Langsa, yang sejak Jumat lalu terus berdatangan ke lokasi penampungan para pengungsi Muslim Rohingya dan Bangladesh.

Hayaturrahman, 35 tahun, warga Kota Langsa, bersama tiga temannya datang ke Kuala Langsa dengan membawa bantuan berupa pakaian layak pakai, jilbab, sarung, handuk, baju anak-anak, roti, dan susu kotak.

“Saya tergerak untuk membantu. Mereka adalah saudara saya,” kata Hayaturrahmah.

Ia prihatin dan terharu mendengar cerita perjuangan para pengungsi dalam memperjuangkan hidup. “Melihat mereka memperjuangkan hidup dan mencari perlindungan, rasanya kita akan memberi apa saja yang kita bisa beri. Kita akan membantu apa yang bisa dibantu sebagai sesama manusia yang punya nurani,” ujar Hayaturrahmah.

Data sementara, penampungan Kuala Langsa menampung 678 para pengungsi. Petugas Imigrasi Langsa masih melakukan pendataan terhadap para imigran.

UNHCR memuji penanganan pengungsi Muslim Rohingya dan Bangladesh yang terdampar di Aceh.

“Alhamdulillah, pemerintah Langsa dan masyarakat baik hati sekali. Aliran bantuan mengalir untuk mereka. Kami terharu sekali,” ujar Public Information Officer UNHCR Indonesia Mitra Salima Suryono. “Kami memastikan kebutuhan dasar pada masa darurat ini terpenuhi.”

Seorang pengungsi Muslim Rohingya, Mohamad Tayoub Ali, 25 tahun, mengaku senang berada di lokasi penampungan Kuala Langsa.

Baca Juga

“Masyarakat Aceh ramah-ramah dan baik sekali pada kami. Mereka memberi kami makanan, minuman, pakaian,” ungkapnya.

Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah mengumumkan kepada sejumlah nelayan asal Aceh untuk melarang menjemput imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh.

Kepada wartawan BBC, dua nelayan Aceh mengaku, dilarang menyelamatkan para pengungsi Rohingya dari laut, “Bahkan jika kapal mereka tenggelam sekalipun.”

Fuad Basya membantahnya. Dikatakannya TNI tidak melarang upaya penyelamatan ke darat apabila “kapalnya tenggelam atau mereka terapung-apung di laut dan tidak ada kapalnya.”

Fuad Basya mengatakan, orang asing yang masuk wilayah daratan Indonesia harus menggunakan dokumen resmi.

“TNI mempunyai kewajiban menjaga kedaulatan wilayah Indonesia, termasuk di laut,” katanya.

TNI sejauh ini memperketat patroli di kawasan laut di Sumatera untuk mencegah kedatangan imigran gelap.

Sebelumnya, sejumlah nelayan Aceh mengatakan, mereka merasa terpanggil untuk membantu para pengungsi yang sebagian besar adalah etnis Muslim Rohingya dari Myanmar.

“Kami mendengarkan teriakan Allahu Akbar dan sebagian laki-laki terjun ke laut, untuk mencapai kapal kami,” jelas Rahman, salah seorang nelayan, kepada wartawan BBC Indonesia. (Hidayatullah.com)

salam-online

Baca Juga