Setelah Dikritik Keras, Malaysia dan Indonesia tak Lagi Tolak Pengungsi Muslim Rohingya

Malaysia dan Indonesia Akan Terima Pengungsi Muslim Rohingya-jpeg.imagePUTRAJAYA (SALAM-ONLINE): Pemerintah Malaysia dan Indonesia, Rabu (20/5) mengumumkan tidak lagi menolak pengungsi Muslim Rohingya, sebagai tanggapan atas desakan dunia, dan menawarkan penerimaan sementara sebelum dipindahkan atau dipulangkan dalam waktu setahun.

Tiga negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand, menuai kritik keras dunia karena menolak perahu pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar untuk mendarat.

“Penarikan dan penolakan (perahu pengungsi) tidak akan kembali terulang,” kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, dalam sebuah jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, seperti dilaporkan AFP.

“Kami juga sepakat untuk menawarkan para pengungsi tempat berlindung sementara sembari melakukan pemindahan atau pemulangan dalam tempo satu tahun bersama komunitas internasional,” kata Anifah.

Pembahasan di Malaysia juga telah melibatkan Menteri Luar Negeri Thailand, Tanasak Patimapragorn—tapi ia tidak turut hadir di acara jumpa pers.

Anifah menjelaskan bahwa Pemerintah Thailand belum bisa memberikan tempat perlindungan kepada pengungsi, dan harus mencari tahu apakah langkah ini dibolehkan oleh “hukum nasional” di Thailand.

“Untuk sementara waktu, Malaysia dan Indonesia mengundang negara-negara lain di kawasan untuk bergabung dalam usaha keras ini,” kata Anifah.

Baca Juga

Anifah mengatakan badan inteligen Malaysia memperkirakan pengungsi yang sedang terapung di laut adalah sekitar 7.000 orang.

Tawaran perlindungan sementara itu hanya diberikan kepada pengungsi yang saat ini berada di lautan, tambah Anifah.

Lebih dari 433 orang pengungsi, Rabu dinihari, diselamatkan oleh nelayan Indonesia dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebagian di antara mereka bahkan meninggal akibat kelaparan.

Myanmar juga mendapat tekanan dari dunia internasional agar menolong etnis Muslim Rohingya—yang meninggalkan tempat tinggal mereka di Rakhine setelah bertahun-tahun perlakuan kekerasan dan diskriminasi dari etnis mayoritas penganut Buddha. Kebanyakan pengungsi ini bergerak menuju negara mayoritas Muslim Malaysia.

Sumber: Antara

salam-online

Baca Juga