Prancis Diserang Lagi, Presiden Hollande Langsung Sebut Pelakunya ‘Teroris’, Mengapa?

Prancis-Polisi dan petugas emergencyt di depan pabrik, lokasi penyerangan-jpeg.image
Polisi dan petugas medis di depan pabrik, lokasi penyerangan

PARIS (SALAM-ONLINE): Seperti biasanya, jika terduga serangan atau penembakan disangkakan kepada kelompok Muslim atau disebut-sebut berasal dari kawasan Timur Tengah, maka cap ‘teroris’ langsung ditempelkan.

Namun jika pelaku pembunuhan, penembakan atau penyerangan dilakukan oleh kalangan mereka sendiri yang bukan Muslim atau tidak mencirikan Islam dan Arab, maka cap ‘teroris’ itu tak pernah ada.

Faktanya memang demikian, termasuk media-media Barat, terutama, telah melakukan ‘kelucuan’ sekaligus kejanggalan ini sebagaimana para petinggi dan aparat di negara mereka.

Di Prancis baru saja terjadi aksi penyerangan yang menyasar sebuah pabrik gas, Jumat (26/6) sekitar pukul 10 pagi. Presiden Prancis Francois Hollande langsung menyatakan bahwa serangan yang terjadi di sebuah pabrik di dekat kota Lyon itu merupakan “serangan ‘teroris’; tak diragukan lagi”.

Ia juga memastikan bahwa satu orang tewas akibat serangan itu dan dua orang terluka. Namun pihak pemilik pabrik sudah mengeluarkan pernyataan yang memastikan bahwa korban tewas bukan karyawan mereka.

“Serangan itu dilakukan dari dalam mobil yang dikendarai satu orang, mungkin ditemani oleh seorang lagi. Kendaraan itu melaju dengan kecepatan tinggi ke lokasi, di sana terdapat banyak tabung gas,” ungkap Hollande seperti dikutip BBCNews, Jumat (26/6).

Dilaporkan, petugas kepolisian poster bertuliskan Arab di tempat kejadian. Menteri Dalam Negeri Prancis sendiri, Bernard Cazeneuve, menyatakan identitas tersangka belum bisa dipastikan.

Baca Juga

Namun ia mengatakan kepada wartawan bahwa tersangka itu mungkin Yacine Sali, seorang pria yang dikenali oleh polisi.

Tersangka ini sempat diawasi oleh pihak berwenang pada 2006, tapi dihentikan pada 2008.

Surat kabar setempat Dauphine Libere melaporkan penyerang kedua sudah ditangkap. Penangkapan terjadi di rumah tersangka di kota Saint-Quentin-Fallavier, tempat terjadinya penyerangan.

Tersangka kedua ini dipercaya mengendarai mobil bolak balik di sekitar pabrik sebelum serangan terjadi.

Serangan ini terjadi 6 bulan setelah aksi serupa yang menewaskan 17 orang (aparat dan sejumlah redaktur majalah penyerang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Charlie Hebdo, serta dua warga lainnya). Kejadian persisnya pada 7 Januari lalu. Serangan itu terjadi setelah majalah tersebut tak jua menghentikan penerbitan yang menista Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sumber: bbcindonesia.com

Baca Juga