Jumat Perlawanan: Jokowi-JK Diminta Mundur

Jakarta-Mahasiswa IMM dan GPII menggelar aksi di depan Istana Negara Jumat (28-8-2015)-Foto Aldo fenalosa-Kompas.com-jpeg.image
Mahasiswa IMM dan GPII menggelar aksi di depan istana negara, Jumat (28/8) (Foto: Aldo Fenalosa/Kompas.com)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Unjuk rasa ratusan pedagang kaki lima (PKL), bersama mahasiswa, pemuda, buruh, nelayan dan petani di depan istana negara hari ini, Jumat (28/8), dalam gerakan yang disebut ‘Jumat Perlawanan’ menuntut Jokowi-JK untuk mundur dari kursi presiden dan wakil presiden.

Seorang aktivis pergerakan rakyat Sumatera, Olan Siregar, menegaskan semakin terpuruknya perekonomian dan rupiah atas dolar tak terlepas dari rasa ketakutan investor menanamkan modalnya di Indonesia. Bahkan investor yang selama ini ada, ramai-ramai hengkang dari NKRI.

“Penegak hukum dan pejabat di negara ini justru yang jadi perampok. Para investor tak mendapat perlindungan secara hukum. Politik juga gonjang ganjing, dan penegak hukum sendiri sudah jadi alat politik,” kata Olan, seperti dikutip medanseru.co, Jumat (28/8).

Sementara Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), Ali Mahsun mengatakan, ‘Jumat Perlawanan’ yang mereka lakukan dengan tegas mendesak Jokowi-JK mundur dari jabatan sebagai Presiden dan Wapres.

“Jokowi-JK gagal menyelesaikan problematika kebangsaan dan semakin membuat kondisi ekonomi dan hukum di negara ini makin tak menentu,” tegasnya.

Ia mencontohkan, nilai tukar rupiah semakin anjlok, kegaduhan politik semakin mencekam, pemutusan hubungan kerja alias PHK terjadi di sana-sini dan penggusuran dilakukan dengan brutal. Ditambah, kata Ali Mahsun, disintegrasi bangsa semakin mengancam, serta harga kebutuhan pokok makin mahal dan melambung tinggi.

Baca Juga

“Kami menuntut stabilitas ekonomi nasional, pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla gagal membangun ekonomi bangsa. Hari ini, nilai rupiah sudah lebih dari empat belas ribu, dampaknya sangat terasa,” kata Taufan Putra, koordinator aksi unjuk rasa dalam orasinya di depan Istana Negara, Jumat (28/8) seperti dikutip Kompas.com.

Taufan mengatakan, aksi dilakukan oleh Aliansi Tarik Mandat yang partisipannya berasal dari himpunan mahasiswa, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Indonesia dan para pedagang yang bersatu dalam Aliansi Pedagang Kaki Lima (Apli).

Sementara itu, arus lalu lintas di sekitar kawasan Istana Merdeka menjadi tampak padat seiring sebagian ruas jalan digunakan untuk unjuk rasa.

Para petugas kepolisian yang mengamankan unjuk rasa itu juga memblokade bahu jalan sepanjang beberapa meter untuk membatasi gerak massa agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

Kepadatan terjadi mulai dari Jalan Veteran yang berada di samping timur Istana Merdeka dan mulut Jalan Merdeka Utara dari arah Stasiun Gambir. Hingga sore pukul 16.30 WIB, unjuk rasa itu masih berlangsung.

Sumber: Kompas.com/medanseru.co

Baca Juga