Komnas HAM Dapat Memahami Kekecewaan Publik terhadap Hasil Seleksi Capim KPK

Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution-jpeg.image
Komisioner Komnas HAM Dr Maneger Nasution

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Komsioner Komnas HAM RI yang juga Pelapor Khusus tentang Korupsi, Dr Maneger Nasution, dapat memahami kekecewaan publik terhadap hasil seleksi Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan (Capim) KPK.

Manurut Maneger beberapa nama oleh masyarakat sipil dinilai lemah dalam perspektif HAM dan komitmen pemberantasan korupsinya dan berpotensi bermasalah di kemudian hari, namun masih dipilih oleh Pansel.

Maneger mencontohkan, ada capim KPK yang memiliki perspektif agar KPK fokus pada pencegahan saja, sedangkan penindakan diserahkan kepada polisi dan jaksa. Padahal, kata Maneger, nomenklatur KPK saja pakai pemberantasan, bukan pencegahan korupsi.

Meskipun demikian, fungsi pencegahan dan penindakan sama pentingnya dalam menyelamatkan peradaban Indonesia akibat korupsi.

Baca Juga

“Perspektif seperti ini oleh publik dinilai akan berbahaya dan sebagai usaha untuk mengebiri peran KPK. Termasuk beberapa sosok yang berpotensi bukan untuk memperkuat KPK tetapi justru melemahkan KPK,” ujar Maneger dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (2/9).

Padahal, dalam keyakinan publik, kata Maneger, kekuatan KPK selama ini, di samping lantaran sistem dan tata kelola kelembagaannya yang relatif sudah bagus, adalah karena soliditas Pimpinan dan Stafnya yang menerapkan secara keras syarat integritas, kredibilitas dan akuntabilitas serta secara tegas memastikan tidak ada “pembocoran” dalam rencana tangkap tangan oleh siapa pun di lingkungan KPK.

“Pembocoran” tak termaafkan dalam KPK. Ini bisa dipahami karena KPK memilki kewenangan yang luar biasa, termasuk dalam penyadapan. “Publik bisa memahami sekira ada Pimpinan dan Staf KPK yang ‘membocorkan’ rencana tangkap tangan KPK misalnya, sesuatu yang tak termaafkan,” ungkapnya. (EZ/salam-online)

Baca Juga