Tokoh Al-Irsyad Said Baumar: “Era Reformasi, PKI Justru Paling Diuntungkan”

Palu Arit PKI-jpeg,imageJAKARTA (SALAM-ONLINE): Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak boleh ada di bumi pertiwi karena sudah disebutkan di dalam Undang-Undang nomor 27 tahun 1999 bahwa PKI merupakan organisasi terlarang. Namun di era reformasi ini justru PKI paling diuntungkan. Demikian disampaikan oleh tokoh Al-Irsyad KH Said Baumar, menanggapi maraknya berita isu kebangkitan PKI saat ini.

“Paska Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yang dibebaskan dari penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yang masih mengusung ideologi komunis justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka merajalela melakukan aneka gerakan pemutarbalikan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai pahlawan pejuang kemerdekaan RI,“ tutur Said kepada redaksi, Kamis (1/9).

Padahal, ujar Said, jelas-jelas undang-undangnya melarang keberadaannya di negara ini. Itu menunjukkan partai ini tidak diinginkan.

“PKI sebagai organisasi terlarang tidak diinginkan keberadaannya dan paham komunis secara ideologi tetap ada bahkan tumbuh berkembang melalui gerakan-gerakan ormas dan LSM. PKI bukan lagi bahaya laten tapi sekarang sudah menjadi bahaya nyata bagi bangsa ini, “ tutur Said kepada redaksi, Kamis (1/9).

Menurut Said, Ketuhanan yang Maha Esa itu artinya semua warga negara Indonesia percaya Tuhan, jadi tidak ada tempat bagi komunis di negeri ini.

“Negeri ini negeri Ketuhanan, komunis itu tidak mempercayai Tuhan, maka kehadirannya di Indonesia tidak diinginkan,“ terangnya.

Baca Juga

Karena itu, sudah saatnya setiap warga negara membentengi diri dan keluarganya dari bahaya ideologi komunis. “Mereka (PKI) membuat jebakan dengan slogan revolusioner progresif dan merakyat,” ujar Said.

Said Baumar-1-jpeg.image
Said Baumar

“Padahal kalau dilihat sejarahnya, PKI gagal membangun masyarakat, menggunakan prinsip sama rata sama rasa justru mereka tidak adil kepada masyarakatnya. Perlu diingat, bahwa sepanjang sejarah di seluruh dunia komunis dikenal kejam dan paling banyak membunuh manusia,“ ungkapnya.

Ia mengingatkan, pemberontakan PKI sejak 8 Oktober 1945 hingga isu kebangkitannya saat ini membuktikan bahwa sejarah tidak bisa dilupakan dari kekejaman yang dilakukan oleh PKI kepada para pejuang dan ulama kala itu. (EZ/salam-online)

Baca Juga