Enam Bulan Menjadi ‘Radikal’, Wanita Pelaku Serangan Paris tak Terlihat Mempelajari Agama

Police officers walk outside the house of the mother of the female suicide bomber Hasna Aitboulahcen, in Aulnay-sous-Bois, near Paris, Thursday, Nov. 19, 2015. Aitboulahcen is believed to have detonated a suicide vest after a brief exchange with police officers. (AP Photo/Peter Dejong)
Polisi berjalan di luar rumah ibu dari wanita yang meledakkan diri, Hasna Aitboulahcen, di Aulnay sous Bois, dekat Paris, Kamis,19 November lalu (AP)

PARIS (SALAM-ONLINE): Sejumlah pelaku peristiwa Paris meledakkan diri di tempat, Jumat (13/11) malam lalu. Selanjutnya diberitakan penyergapan yang dilakukan oleh polisi Prancis pada sebuah apartemen di Saint Denis, menewaskan dua orang.

Dua orang tewas dalam pengepungan selama tujuh jam sejak Rabu (18/11) lalu. Seorang terduga, Abdelhamid Abaaoud ditembak mati. Sementara seorang wanita meledakkan diri saat penggerebekan itu.

Sebuah sumber seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (20/11) mengatakan, penyelidik percaya wanita yang meledakkan diri itu adalah sepupu Abaaoud. Dia adalah Hasna Ait Boulahcen, 26 tahun. Polisi sementara ini menyebut Abaaoud sebagai biang keladi serangan dahsyat di ibu kota Perancis itu.

Berbicara kepada AFP sebelum penyerbuan polisi itu, ibu dan kakak Boulahcen mengatakan bahwa mereka mengenali suara Boulahcen dari rekaman. Sang ibu dan kakak Boulahcen menganggap anak dan sang adik telah mengalami cuci otak dengan cara diradikalisasi.

“Ini cuci otak,” kata sang ibu yang melihat dalam enam bulan terakhir anaknya menjadi “radikal”.

Sementara kakak Boulahcen yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa adiknya dalam 6 bulan terakhir ini tiba-tiba menjadi “radikal” dan mengenakan penutup wajah.

Baca Juga

“Dia tidak stabil, dia menciptakan kerumitan atas dirinya sendiri. Dia tidak pernah terlihat mempelajari agama (Islam), dan saya juga tidak pernah melihat dia membaca Al-Qur’an,” katanya kepada AFP.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyidik mengatakan bahwa rumah ibu pelaku di Aulnay-sous-Bois merupakan sebuah kota sebelah timur laut Paris dimana Boulahcen kembali untuk hidup bersama ibunya enam bulan yang lalu.

Namun, sekitar tiga pekan yang lalu Boulahcen pergi meninggalkan ibu dan saudara lainnya.

“Dia memutuskan untuk pergi dan tinggal dengan seorang temannya di Drancy. Pada hari Rabu saya menyalakan televisi dan melihat dia meledakkan diri,” kata kakaknya.

Serangkaian Serangan Paris pada Jumat 13 November 2015 lalu, menewaskan 129 orang dan melukai 400 lainnya. (mus)

Sumber: Al Arabiya

Baca Juga