Ceramah Maulana Soal Kepemimpinan, GPII: “Sebentar Lagi Pilkada, Jangan-jangan Ada Grand Design”

Jpeg
Wakil Ketua Umum GPII Dedi Hermanto saat berdialog di Kantor MUI Pusat terkait Maulana dan Trans TV (Dokumentasi salam-online)

JAKARTA(SALAM-ONLINE): Setelah sejumlah ormas mahasiswa dan pemuda Islam menyambangi stasiun Trans TV, Selasa (17/11) terkait kesalahan yang dilakukan oleh M. Nur Maulana saat menyampaikan ceramah yang menyebut agama tak berbicara tentang kepemimpinan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menggelar pertemuan dengan Maulana dan stasiun televisi tersebut pada Rabu (18/11) kemarin.

Salah ormas pemuda Islam, Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang turut melakukan aksi protes di depan Gedung Trans TV, diundang oleh Komisi Dakwah MUI untuk melakukan tabayun (klarifikasi) dengan Maulana di Kantor MUI Pusat, Rabu (18/11).

“Kemarin kami datang ke kantor MUI Pusat untuk berdialog bersama Maulana yang dibantu oleh MUI untuk menuntut Maulana meminta maaf kepada umat Islam,” ungkap Wakil Ketua Umum GPII Dedi Hermanto kepada salam-online, Kamis (19/11).

Dedi Hermanto yang mewakili ormas pemuda Islam tertua di Indonesia itu menngungkapkan saat pertemuan ia terus mendesak Maulana untuk melakukan permintaan maaf kepada umat Islam di Indonesia yang sudah dicederai atas pernyataannya yang menyimpang.

“Kami sebagai ormas tertua di Indonesia khususnya pemuda akan terus melakukan protes agar Maulana segera meminta maaf kepada umat Islam,” ujar Dedi.

Dedi mengatakan, para tokoh senior dari GPII mulai merasakan resah terhadap pernyataan Maulana yang menyimpang. Ia mengatakan, tokoh-tokoh senior GPII yang lahir menjadi sosok ulama itu mempertanyakan tentang permasalahan yang sedang dilanda oleh umat Islam.

“Kedatangan kami untuk mempertegas dan menyelesaikan persoalan Maulana agar tidak berlarut-larut,” tambahnya.

Jika tidak ada orang-orang yang melakukan pergerakan, tutur Dedi, maka efek dari permasalahan yang dilakukan oleh Maulana akan merembet kepada isu-isu lainnya.

Baca Juga

“Zaman sekarang ini memang sangat sensitif terhadap Isu-isu yang kelihatan kecil dan sepele, akan tetapi khususnya bagi GPII, hal ini merupakan permasalahan yang sangat besar, karena di situ dikatakan bahwa agama tidak ada kaitannya dengan kepemimpinan,” terang Dedi.

Islam, tandasnya, sepenuhnya mutlak mengajarkan kepada umat tentang pentingnya membahas persoalan terkecil hingga persoalan kepemimpinan.

“Jangankan persoalan kepemimpinan, jangankan kekuasaan, seluruh kehidupan umat Islam ini sudah diatur oleh Al-Qur’an dan Hadits. Itu sangat menyakiti dan menodai Islam pernyataan Maulana, tetapi mayoritas umat Islam ini kan awam, apalagi yang melihat acara tersebut ibu rumah tangga yang belum mengerti Islam dengan benar,” papar Dedi.

Ia menilai jika Maulana mengatakan soal kepemimpinan tidak ada urusannya dengan agama, apalagi Maulana mencontohkan seorang pilot dalam analoginya tentang kepemimpinan, maka itu merupakan kesesatan.

“Persoalan ini merupakan persoalan akidah, di dalam Al-Qur’an sudah jelas dijelaskan, lah kok ini malah menentang Al-Qur’an,” ujarnya.

Apalagi, Indonesia penduduknya mayoritas Islam. Jika Maulana mengajarkan kepada umat tentang hal seperti itu, kata Dedi, maka umat Islam akan semakin disesatkan oleh ajarannya tersebut.

“Kalau hal demikian disebarkan kepada umat Islam yang awam, ini akan menyesatkan, salah persepsi, sehingga menimbulkan ajaran yang salah. Jangan-jangan ada grand design di balik pernyataan tersebut. Sebentar lagi akan diadakan pilkada serentak,” pungkasnya. (EZ/Salam-Online)

Baca Juga