Setelah Jet Tempur Rusia Ditembak Jatuh Militer Turki, Presiden Erdogan Gelar Pertemuan

Turkish President Tayyip Erdogan (L) receives Prime Minister Ahmet Davutoglu at the Presidential Palace in Ankara, Turkey, November 24, 2015  in this handout photo provided by Presidential Press Office. REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Press Office/Handout via Reuters  ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. REUTERS IS UNABLE TO INDEPENDENTLY VERIFY THE AUTHENTICITY, CONTENT, LOCATION OR DATE OF THIS IMAGE. EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. NO RESALES. NO ARCHIVE. THIS PICTURE IS DISTRIBUTED EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS
Presiden Erdogan dan PM Ahmet Davutoglu dalam pertemua Selasa (24/11) kemarin (Reuters)

ANKARA (SALAM-ONLINE): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggelar pertemuan antar-pimpinan negara dan pemerintahan untuk membahas perkembangan setelah Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia yang melanggar wilayah udara negara itu.

“Pertemuan itu dihadiri oleh PM Turki Ahmet Davutoglu, kepala angkatan bersenjata Turki Jenderal Hulusi Akar, kepala badan intelijen nasional Turki (MIT) Hakan Fidan dan beberapa menteri,” kata sumber dari kepresidenan, seperti dilansir Dailysabah, Selasa (24/11).

Pertemuan ini berlangsung di komplek Istana Kepresidenan di distrik Bestepe, Ankara.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sebelumnya sikap Turki terhadap jet tempur Rusia akan memiliki konsekuensi serius bagi hubungan Moskow dengan Ankara. Sementara Presiden Uni Eropa Donald Tusk menyerukan kedua pihak untuk bersikap tenang.

Baca Juga

“Pada saat yang berbahaya ini setelah jatuhnya jet Rusia, semua harus tetap berkepala dingin dan tenang,” ucap Tusk, Presiden Uni Eropa yang juga mantan Perdana Menteri Polandia di akun twitternya, Selasa (24/11).

Tusk akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi antara Uni Eropa dengan Turki di Brussels pada Ahad (29/11) mendatang yang seharusnya fokus pada kesepakatan untuk membendung krisis migran Eropa.

Komisi Eropa, badan eksekutif dari 28 negara Uni Eropa, mengatakan mereka akan mengikuti perkembangan terkini dan mencoba untuk mencari tahu persis apa yang terjadi. (EZ/salam-online)

Sumber: dailysabah.com

Baca Juga