Gubernur Jabar: Muslimnya Terbesar, Indonesia Bisa Jadi Contoh ‘Ummatan Wasathan’

Gubernur Jabar Tegaskan umat Pertengahan
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. (Foto: Agus Abdullah)

BOGOR (SALAM-ONLINE): Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan atau akrab dengan sebutan Aher menyatakan Indonesia sebagai negara yang penduduk Muslimnya terbesar di dunia, terutama di Asia Tenggara, bisa menjadi contoh dalam menggambarkan “Ummatan Wasathan” (umat pertengahan) dalam kehidupan sehari-hari.

Pernyataan orang nomor satu di Jawa Barat itu disampaikan dalam acara pembukaan Pertemuan Ilmiah Internasional Ulama dan Dai Asia Tenggara Ke-2 (Al-Multaqa Ad-Duwali Al-Ilmi Ats-Tsani li Ulama’ wa Du’at Janub Syarq Asia), di Hotel Aston, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/7).

Dalam sambutannya pada acara yang digagas oleh IKatan Ulama dan Dai Asia Tenggara (Rabithah Ulama wa Du’at Janub Syarq Asia) tersebut, Aher yang menyampaikan pidatonya dalam bahasa Arab mengatakan, “Ummatan Wasathan adalah karakteristik umat Islam, di samping sebagai umat yang terbaik,” ujarnya.

Menurutnya, konsep “Ummatan Wasathan” ini bukan hal yang baru, sebab sudah ada dalam Al-Qur’an. Pertengahan dalam ibadah, pertengahan dalam akhlak, dan sebagainya. “Karena itu, dibutuhkan peran ulama dan dai untuk menjaga konsep ‘Ummatan Wasathan’ ini,” tambahnya.

Baca Juga

Di hadapan ratusan hadirin yang terdiri dari para ulama, dai, dan aktivis Islam, Aher juga mengajak kaum Muslimin untuk menerapkan sikap tasamuh (toleran), terutama dalam hal-hal yang bersifat furu’ (cabang).

Ia menceritakan, sikap tasamuh pernah dilakukan oleh Imam Masjidil Haram, Syaikh Dr Abdurrahman As-Sudais, ketika menjadi imam pada shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta. “Karena menyadari bahwa madzhab Syafi’i terbesar dianut oleh penduduk Indonesia, maka Syaikh Sudais menzaharkan (mengeraskan) basmalah sebelum membaca Al-Fatihah,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara, Muhammad Zaitun Rasmin, MA menyatakan bahwa tema “Ummatan Wasathan” sengaja dipilih untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa kaum Muslimin bukanlah kelompok ekstrem kanan dan bukan juga ekstrem kiri.

Acara Pertemuan Dai dan Ulama Asia Tenggara yang akan berlangsung sampai Senin (25/7) ini akan diisi dengan serangkaian ceramah dari para ulama Timur Tengah dan diskusi antar ulama dan Dai Asia Tenggara. Pertemuan ini diselenggarakan bekerjasama dengan Yayasan Menara Al-Islamiyah. (Abu Azzam)

Baca Juga