Laporan Sebut Hampir 800 Petugas Medis Gugur Akibat Kejahatan Rezim Asad dalam Perang Suriah

Sebuah rumah sakit di provinsi Idlib “dihancurkan dalam serangan udara” rezim Asad dan Rusia. (Foto: AFP/AL-MAARRA HARI/Ghaith Omran)

SALAM-ONLINE: Lebih dari 800 petugas medis di Suriah telah gugur dalam serangan yang dilancarkan dengan sengaja sejak 2011. Hal itu disampaikan oleh peneliti dari sejumlah organisasi, akademisi dan medis, lansir Middleeasteye, Rabu (15/3).

Menurut laporan jurnal medis The Lancet, rezim Suriah dan Rusia melakukan penahanan terhadap para petugas medis sebagai senjata perang.

Sebagian besar kejahatan perang dan kemanusiaan terhadap petugas medis dilakukan oleh rezim Asad beserta sekutunya. Rezim secara sengaja dan sistematis menargetkan rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan dalam serangannya, demikian analisis jurnal medis The Lancet.

“Ini merupakan kejahatan terhadap para petugas medis. Ratusan tenaga medis tewas, ratusan lainnya dipenjara dan disiksa, ratusan fasilitas kesehatan diserang secara sistematis,” laporan tersebut menyebutkan.

Menurut The Lancet, diperkirakan 15.000 dokter telah menyelamatkan diri dari wilayah yang dilanda peperangan. Sekitar setengah dari jumlah populasi yang ada di Suriah mengungsi, meninggalkan ratusan ribu warga sipil tanpa akses ke perawatan.

“Masyarakat internasional telah mengabaikan hak asasi manusia (HAM), dan ini merupakan sebuah pelanggaran hukum kemanusiaan,” ujar penulis jurnal tersebut.

Baca Juga

Laporan yang disusun para ahli dari universitas di Lebanon, Inggris dan Amerika Serikat, juga Suriah American Medical Society (SAMS) dan Multi-Aid Program, menyebutkan rezim Suriah dan sekutunya, Rusia, telah menjadikan petugas dan sarana kesehatan sebagai target serangan.

Data yang mereka kumpulkan menunjukkan bahwa 782 tenaga kesehatan tewas dari Maret 2011 hingga September 2016 tahun lalu. Dari total, 247 (32 persen) adalah dokter, 176 (23 persen) perawat dan 146 (19 persen) petugas medis, menurut Dokter untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok nirlaba. Sisanya, termasuk apoteker, mahasiswa kedokteran, pekerja ambulans dan dokter hewan yang ditambahkan ke dalam daftar karena mereka dibunuh ketika mengobati korban luka.

Penembakan dan pengeboman rumah sakit dan klinik menambah daftar korban jiwa hingga 55 persen kematian, kata laporan itu. Penembakan profesional medis diikuti dengan 23 persen, penyiksaan sebanyak 13 persen dan eksekusi mati 8 persen.

Kini, hampir sepertiga dari warga Suriah sekarang tinggal di daerah tanpa petugas kesehatan apapun, dan sepertiga lainnya berada di daerah dengan perawatan yang tidak memadai, kata laporan itu. Hampir setengah dari rumah sakit dilaporkan rusak. (EZ/salam-online)

Sumber: Middleeasteye

Baca Juga