Lawan Kebijakan Presiden Trump, 800 Muslim California Gelar Aksi Tahunan

SACRAMENTO (SALAM-ONLINE): Sekitar 800 orang melakukan perjalanan ke ibu kota California, Sacramento, pada Senin (24/4) kemarin. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari program advokasi nasional tahunan yang dikenal dengan “Hari Muslim di Capitol”. Acara ini digambarkan oleh seorang pejabat senior negara bagian California sebagai “perlawanan” terhadap kebijakan Presiden Donald Trump.

Acara ini bertujuan untuk mempromosikan empat proposisi yang dapat memblokir beberapa kebijakan presiden AS yang paling kontroversial, termasuk yang baru saja diisyaratkan, seperti pendaftaran Muslim nasional.

Pertemuan tahun ini, menandai edisi keenam acara tersebut yang menekankan urgensi karena iklim politik saat ini dan ancaman yang dirasakan dari pemerintahan terhadap umat Islam dan imigran.

“Action Trumps Fear” adalah tema acara tersebut, yang berbicara banyak tentang suasana umum yang sedang terjadi.

Menurut panitia, Council on American-Islamic Relations (CAIR), acara tahun ini menjadi edisi paling sukses.

“Tahun ini kami menghadirkan hampir 800 orang. Sementara tahun lalu 650 orang menghadiri demonstrasi tahunan tersebut,” kata Koordinator Legislatif dan Pemerintahan untuk CAIR, Yannina Casillas, kepada MiddleEastEye, Selasa (25/4).

Baca Juga

CAIR mensponsori dua tuntutan. Pertama, SB 31, dikenal sebagai Undang-Undang Kebebasan Beragama California. Anggota parlemen dari Partai Demokrat, David Chiu, memperkenalkan RUU tersebut yang merupakan bagian dari paket proposal legislatif mengenai kebebasan sipil.

Kedua, SB 54, yang bertujuan untuk mencegah penegak hukum negara bagian atau lokal untuk berbagi informasi dengan agen imigrasi federal. Hal ini dilakukan untuk mencegah deportasi penduduk California yang tidak berdokumen. Anggota parlemen dari Partai Demokrat, Kevin de Leon, memperkenalkan undang-undang tersebut.

“Kami mulai mengajukan tuntutan pada Desember nanti,” kata Casillas.

Seperti diketahui, Perintah Eksekutif Presiden Donald Trump yang antara lain melarang masuknya warga tujuh negara berpenduduk mayoritas Islam ke Amerika Serikat pada awal Januari 2017 lalu itu berdampak juga bagi warga Muslim AS. (EZ/Salam-Online)

Sumber: Middleeasteye

Baca Juga