Sejak Donald Trump Jabat Presiden, Ujaran Kebencian terhadap Muslim AS Meningkat 1000 Persen

SALAM-ONLINE: Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan data awal yang dikumpulkan dari cabang-cabang CAIR di seluruh negara bagian AS menemukan kasus pejabat melakukan kekerasan terhadap Muslim. Itu diketahui sebanyak 23 persen dari jumlah kasus yang terjadi dalam tiga bulan pertama di 2017.

Kelompok tersebut melaporkan 193 kasus dalam tiga bulan pertama pada 2017. Jumlah insiden dugaan ujaran kebencian yang melibatkan pejabat Bea Cukai dan Perbatasan AS telah meningkat sekitar 1.000 persen sejak Donald Trump menjabat, kata sebuah kelompok aktivis Muslim.

“Ini adalah insiden yang dilaporkan kepada kami dan yang kami periksa,” ujar direktur kelompok CAIR yang memantau dugaan ujaran kebencian, Corey Saylor, kepada The Independent, Selasa (25/4).

Saylor mengatakan, ujaran kebencian yang dilakukan oleh pejabat perbatasan bukanlah hal baru. Namun, menurutnya, dia yakin dengan terpilihnya Trump dan penandatanganan dua perintah eksekutif itu berada di balik lonjakan insiden kekerasan tersebut.

Seperti diketahui, perintah eksekutif Donald Trump dirancang untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap migran yang tidak berdokumen dan penolakan terhadap warga dari enam negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Baca Juga

“Tidak ragu lagi dalam pikiran saya bahwa hal-hal ini ada hubungannya,” katanya.

Disebutkan, kelompok pembela hak-hak Muslim Amerika tersebut, mulai melihat ada serangan terhadap perempuan yang memakai hijab di tempat umum. Kemudian banyak grafiti rasis untuk umat Islam beredar. Selama kampanye, Trump kerap mengatakan akan memberlakukan larangan terhadap Muslim untuk datang ke AS dengan alasan keamanan. (EZ/salam-online)

Sumber: The Independent

Baca Juga