Catatan Perjalanan Haji 1438 H (1): Bukan Sebatas Ibadah Ritual

SALAM-ONLINE: Perjalanan haji bukan sebatas ritual ibadah. Rukun Islam kelima ini mengandung selaksa hikmah, inspirasi, pesan, spirit, serta hal-hal positif lainnya dalam berbagai aspek kehidupan.

Pada musim Haji 1438 H/2017 M, anggota Dewan Syuro Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Mahladi dan Tony Timur Ahmad, yang berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini, mengajak pembaca menyelami sebagian dari semua itu.

Kisah perjalanan ini insya Allah akan disuguhkan secara berseri. Berikut catatan pertama Mahladi sebagaimana dilansir Islamic News Agency (INA), Selasa (22/8/2017).

Senin, 21 Agustus 2017. Perjalanan haji ini dimulai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten.

Pimpinan Yayasan Al-Islam Bekasi, Jawa Barat, Ahmad Farid Okbah, yang turut dalam rombongan haji bersama Yayasan Manarah Al-Islamiyah ini, “membuka” awal perjalanan ini dengan taushiyahnya.

Farid mengatakan, Islam dibangun atas lima perkara. Bangunan ini dimulai dari syahadat. Ia menjadi komitmen dasar dalam ber-Islam. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat, yang menjadi bangunan qolbiah (qalbu) dan badaniah (jasmani).

Selanjutnya, zakat, sebagai bangunan maliah (harta). Sedangkan puasa adalah bangunan batiniah.

Baca Juga

Lalu bagaimana dengan haji?

“Ibadah haji merangkum semua bangunan itu,” kata Ustadz Farid saat akan bertolak ke Arab Saudi.

Di dalam haji ada bangunan qolbiah, badaniah, maliah, dan batiniah. Karena itu, jika kita ingin haji yang kita ikuti benar-benar mampu membentuk qalbu, jiwa, raga, dan amal yang sempurna, maka hendaklah semua bangunan tadi sempurna.

Setelah faktor internal ini beres, barulah kita beranjak pada fase berikutnya, yakni eksternal. Ibadah haji pun, ujar Farid, seharusnya bisa menjadi langkah awal menuju eksternal.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan kepada kaum Muslimin waktu untuk berkumpul bersama dalam satu momentum.

Seharusnya, momentum seperti ini bisa kita manfaatkan untuk melakukan konsolidasi umat dalam memenangkan Islam. Bukankah dulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam baru melakukan ekspansi setelah menunaikan ibadah haji? (INA/Bersambung)

Baca Juga