Pembakaran Gedung Pemerintah di Mesir Dilakukan Oleh Gerombolan Baltagiya
KAIRO (SALAM-ONLINE): Serangkaian penyerbuan gedung pemerintah di Alexandria dan kota kota lainnya di Mesir yang diikuti dengan aksi pembakaran ternyata dilakukan oleh tentara bayaran yang dikenal dengan sebutan Baltagiya.
Hal ini diketahui dari bocornya beberapa komunikasi telepon dan percakapan para tentara bayaran tersebut. Aksi penyerangan itu dilakukan setelah berkoordinasi dengan pihak keamanan Mesir. Demikian dilansir Egypt Windows, Sabtu (17/8/ 2013).
Sementara media-media pro militer, dan yang disetir oleh rezim teroris menuduh bahwa Ikhwanul Muslimin-lah yang merusak dan membakar gedung-gedung pemerintahan. Sementara saksi mata mengatakan para tentara bayaran atau Baltagiya itu mengenakan masker hitam sehingga tidak dikenali wajahnya. Sedangkan para demonstran pro Mursi tidak ada yang mengenakan masker hitam.
Milisi Baltagiya itu melempar bom molotov ke sejumlah gedung-gedung pemerintahan dan gereja. Hal ini dimaksudkan untuk menebar fitnah kepada rakyat Mesir dan dunia internasional, bahwa Ikhwanul Muslimin-lah pelakunya. Karenanya, Ikhwan adalah gerakan “teroris” yang radikal dan wajib diberantas.
Dari bocoran tersebut diketahui pula bahwa pihak aparat keamanan teroris sebelum peristiwa kemarin ternyata telah merestui milisi Baltagiya tersebut untuk melakukan apapun untuk membantai ribuan Muslim tak bersalah.
Sebagian dari milisi tersebut adalah bekas tentara bayaran mantan diktator Husni Laa Mubarak dan mereka sangat dendam kepada Ikhwanul Muslimin.
Aparat rezim teroris telah memberi lampu hijau pada mereka untuk balas dendam terhadap Ikhwanul Muslimin, sehingga terjadilah pembantaian keji dengan mengorbankan nyawa ribuan orang yang melakukan aksi damai.
Sementara itu sejumlah saksi mata mengatakan bahwa mereka melihat beberapa kendaraan mengangkut senjata untuk dibagikan kepada para Baltagiya itu. Merekalah yang sengaja memprovokasi menembaki polisi dengan menggunakan senapan AK-47.
Padahal massa pro Mursi tidak ada yang membawa senjata. Kemudian hal ini direkam dan ditayangkan oleh rezim teroris bikinan As-Sisi untuk menyudutkan dengan menyatakan bahwa massa Ikhwanul Muslimin menyerang polisi dengan senapan AK-47 sehingga militer terpaksa membalasnya dengan senapan mesin. (Abu Akmal/salam-online)