Busyro Muqqodas: “Gerakan Terorisme Disetting untuk Memecah Belah & Mendepolitisasi Peran Umat Islam”

Busyro Muqoddas-1-jpeg.image
DR Busyro Muqoddas

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Berdasarkan pengalaman yang dilaluinya bersama para aktivis dan pegiat HAM sejak 1977, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM yang mantan Wakil Ketua KPK, Dr Busyro Muqoddas, mengatakan telah menemukan data primer yang menyebutkan bahwa yang berperan dalam melakukan gerakan radikalisme adalah negara.

“Saya berkomentar berdasarkan pengalaman bersama teman-teman aktivis HAM di Jakarta, sejak 1977 melakukan penelitian, dimulai dengan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) kelompok-kelompok ekstrem dan gerakan komando jihad pada masa itu, yang berperan melakukan gerakan radikal di era Orde Baru justru Negara. Kami menyebut ‘state terrorism’, pelakunya adalah intelijen liar negara,” kata Busyro Muqoddas kepada salam-online usai konferensi pers di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Rabu (30/12).

Menurut Busyro, negara telah melakukan gerakan radikalisme dan terorisme dengan menyetting bersama aparat dengan tujuan untuk mendepolitisasi peran umat Islam dan memecah belah, kemudian menguasai. “Ini namanya politik devide et impera,” ungkap mantan Ketua Komisi Yudisial ini.

Dari dulu hingga sekarang, ujar Busyro, settingan gerakan terorisme hanya berganti nama saja, akan tetapi polanya sama. Modusnya tetap sama. Pihaknya, kata Busyro, sebetulnya tahu modus-modus itu.

Baca Juga

“Pola-pola yang dilakukan dari dahulu hingga kini sama, melakukan perampokan, sama dengan yang sekarang. Mereka, para pelaku didoktrin untuk mempunyai pemahaman keras yang mengatakan bahwa negara ini bukan negara Islam, maka kekayaan negara itu merupakan ghonimah dan halal untuk dirampok. Pertanyaannya, kok punya paham seperti itu, siapa yang mendesain? Dan itu sistemik,” paparnya.

Mereka para pelaku teror ini memiliki suatu pemahaman taqiyah, bahwa berbohong itu tidak dosa.

“Sekarang diberi nama terorisme, radikalisme, ISIS, dan lainnya, akan tetapi konstruksinya sama. Ini artinya, Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparat yang lain telah berhasil melakukan rencana tersebut,” terangnya. (EZ/salam-online)

Baca Juga