YOGYA (SALAM-ONLINE): Laporan hilangnya orang karena mengikuti ormas tertentu, kembali mengejutkan masyarakat Yogyakarta.
Selain dokter Rica yang Senin (11/1) kemarin ditemukan yang diduga ikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), korbannya lainnya adalah Kevin (16). Kevin tercatat sebagai warga Jetis, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Ibunda Kevin, Olivia Sandra Yunita, seperti dilansir tribunjogja.com, Ahad (10/1), mengatakan, hilangnya sang buah hati itu bermula saat remaja tersebut diajak oleh ayah yang juga mantan suaminya, Shanggar Yamin, yang pergi pada 26 November 2015 lalu.
Kepada Olivia, Shanggar bermaksud untuk mengajak Kevin mengunjungi keluarganya di Bima, Nusa Tenggara Barat.
“Katanya mau menengok kakeknya yang sakit-sakitan di Bima,” ungkapnya.
Lantaran bermaksud mengunjungi sanak keluarga itu, ia pun melepas kepergian Kevin. Namun, selang beberapa hari, tidak pernah ada kabar, baik dari putra maupun mantan suaminya itu.
Merasa cemas, Olivia mencoba menghubungi keluarga yang ada di Bima untuk menanyakan kabar putranya.
Namun ia terkejut setelah mendapatkan kabar bahwa anak dan mantan suaminya itu tidak pernah sampai di Bima.
“Bahkan tidak ada kabar kalau mereka akan berkunjung ke sana,” tuturnya.
Curiga putranya dilarikan mantan suaminya, Olivia pun melaporkan kejadian tersebut kepada Polda DIY. Di laporannya, ia curiga mantan suaminya telah melarikan putranya, mengingat selama ini hak asuh berada di tangannya.
Selang dua pekan setelah kepergian Kevin, Olivia mendapatkan kabar melalui pesan singkat bahwa putranya itu berada di Bali.
Setelah berbalas pesan, ia curiga bahwa yang mengirim pesan singkat tersebut bukanlah Kevin.
Muncul dugaan Kevin dilarikan untuk mengikuti ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), lantaran mantan suaminya terlebih dahulu mengikuti organisasi itu.
Kecurigaan semakin kuat saat Olivia menemukan sebuah catatan anaknya yang menyatakan bahwa Kevin telah bergabung dengan Gafatar sejak 2013.
Maria mengenang sebelum menghilang, sikap Kevin tiba-tiba berubah. Remaja yang semula rajin shalat itu, tiba-tiba enggan menunaikan kewajiban lima waktu tersebut. Ketika diingatkan, Kevin menjawab shalat itu tidak wajib.
Keluarga kemudian mencari informasi mengenai organisasi Gafatar di dunia maya. Mereka terkejut, karena Gafatar telah dilarang keberadaannya sesuai dengan surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor 220/3657/D/III/2012 tanggal 20 November 2012.
Keberadaan organisasi Gafatar sempat mengundang kontroversi di masyarakat. Beberapa pihak mengaitkan organisasi itu dengan paham aliran yang disebar oleh Ahmad Musadeq. Musadeq menahbiskan diri sebagai mesiah atau nabi terakhir. Sementara, Gafatar mengakui Musadeq sebagai salah satu guru spiritual mereka.
Ibu Kevin kemudian memutuskan untuk melapor ke Polda Yogyakarta, tetapi ditolak karena Kevin menghilang bersama Ayahnya. Tak putus asa, Yunita kemudian kembali melapor ke Polsek Mlati.
Bukan kasus pertama
Kasus menghilangnya sejumlah warga Yogyakarta secara misterius bukan terjadi kali pertama. Sebelumnya, sudah ada Dian Ayu Yulianingsih, warga Perumahan Candi Gebang Permai, Sleman.
Dian menghilang bersama putrinya, Raina Ayranica Calya Putri. Keduanya menghilang usai rumahnya didatangi orang tak dikenal.
Kasus lainnya menimpa keluarga dokter Rica Tri Handayani yang Senin kemarin berhasil ditemukan polisi. Mereka ditemukan polisi di Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin, 11 Januari 2016, pukul 06.30 WITA. Rica menghilang bersama anaknya yang balita, Zafran Alif Wicaksono, meninggalkan suaminya. Dia meninggalkan sepucuk surat berisi pesan keinginannya untuk memperbaiki ajaran Islam dan berjuang di jalan Allah.
Hal yang sama juga menimpa satu keluarga ES, pegawai negara di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. ES tiba-tiba menghilang bersama suami dan anak-anaknya sejak Oktober 2015.
Sederet kasus orang hilang yang diduga bergabung ke Gafatar belakangan menyeruak dan kini jadi pemberitaan.
Sumber: tribunjogja, rappler.com