Habib Rizieq: Prinsip-prinsip Aswaja tak Pernah Bolehkan Orang Kafir Jadi Pemimpin

Tabligh Akbar di Alun-alun Bangil

BANGIL (SALAM-ONLINE): Adanya dukungan dari kelompok yang mengatasnamakan Ahlu Sunnah wal Jamaah (Aswaja) terhadap pemimpin kafir di DKI Jakarta terus menuai kecaman. Dalam Tabligh Akbar Aswaja bertema “Memperkuat Ukhuwah Menuju Keutuhan dan Keselamatan Bangsa” yang diselenggarakan oleh Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Bangil, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab menyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar Aswaja tidak pernah membolehkan orang kafir menjadi pemimpin.

Aswaja, kata Ketua Pembina GNPF-MUI ini, juga tidak pernah mengganggu dakwah para ulama. “Jangan ngaku Aswaja kalau memilih pemimpin kafir. Jangan ngaku Aswaja kalau mau menghalangi dakwah dan membubarkan pengajian,” tegasnya di hadapan ribuan umat Islam yang memadati alun-alun kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (12/4).

Habib Rizieq juga kembali menyatakan dengan tegas, bahwa ayat suci harus berada di atas ayat konstitusi. Kedudukan ini adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. “Jadi kalau ada orang yang mengatakan bahwa ayat konstitusi berada di atas ayat suci, itu bukan Aswaja,” terangnya.

Pernyataan itu disampaikan Habib Rizieq mengingat kota Bangil adalah salah satu benteng dari Aswaja.  Di kota ini kehidupan sosial Aswaja berlangsung secara rukun dan damai. Pesantren NU, Pesantren Persis, sekolah Muhammadiyah, dan lain-lain tumbuh berkembang dan berdampingan. Bahkan, Tabligh Akbar Aswaja yang mengambil Spirit 212 ini digagas oleh berbagai elemen dari Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, dan ormas lainnya yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu (FUIB).

Baca Juga
Habib Rizieq Syihab

Tabligh akbar ini merupakan rangkaian dari safari dakwah Habib Rizieq di Jawa Timur. Sebelumnya, pada Selasa malam (11/4) Habib Rizieq mengisi acara serupa di hadapan ribuan kaum Muslimin di Masjid Sunan Ampel, Surabaya.

Selain imam besar FPI itu, tokoh umat Islam yang hadir adalah Ketua GNPF-MUI Ustadz Bachtiar Natsir dan Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin.

(AW/Salam-Online)

Baca Juga