Demonstrasi di Hari Nakba, 55 Warga Palestina Gugur Ditembak Tentara Zionis

Petugas medis membawa demonstran yang terluka setelah tembakan penjajah Zionis saat demonstrasi yang diselenggarakan untuk menandai peringatan 70 tahun Nakba (bencana), yang juga dikenal sebagai Hari Malapetaka pada 1948. Unjuk rasa juga digelar terkait dipindahkannya Kedutaan Amerika Serikat ke Al-Quds (Yerusalem) pada 14 Mei 2018. (Foto: Abed Rahim Khatib/Anadolu Agency)

GAZA (SALAM-ONLINE): Setidaknya 55 warga Palestina gugur syahid—insya Allah—karena  tembakan tentara penjajah Zionis pada Senin (14/5/2018) dan ribuan lainnya terluka dalam unjuk rasa anti-pendudukan/penjajahan di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan Palestina.

“Korban terbunuh saat ini mencapai 55 orang dan lebih dari 2.770 lainnya terluka,” kata juru bicara Kementerian Palestina, Ashraf al-Qidra, Senin (14/5) sebagaimana dilansir kantor berita Anadolu.

Dilaporkan pula bahwa ada satu anak yang juga meregang nyawa dalam demonstrasi tersebut.

Salah seorang yang gugur adalah Fadi Abu Salah, seorang aktivis Palestina yang lumpuh karena terluka parah saat Operasi Cast Lead “Israel” pada 2008/2009.

Al-Qidra mengatakan, setidaknya 39 orang Palestina “terluka parah” dalam serangan intens tentara penjajah “Israel” di lintas-perbatasan.

Al-Qidra kemudian melaporkan bahwa sebanyak 13 wartawan dan seorang petugas medis terluka dalam aksi tersebut.

Baca Juga

Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, pada satu kesempatan, drone “Israel” juga telah menembakkan bom gas air mata kepada demonstran Palestina yang berkumpul di sepanjang perbatasan.

Sebelumnya diberitakan bahwa ribuan warga Palestina menggelar demonstrasi di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza pada Senin (14/5) bertepatan dengan peringatan 70 tahun pembentukan negara ilegal “Israel” pada 1948—hari yang juga disebut warga Palestina sebagai “nakba” atau hari “bencana”.

Sejak demonstrasi di perbatasan digelar pada 30 Maret lalu, lebih dari 90 demonstran Palestina telah gugur oleh tembakan tentara “Israel”.

Pekan lalu, penjajah Zionis itu mengatakan bahwa protes di perbatasan yang sedang berlangsung merupakan peristiwa “perang” yang, secara hukum HAM internasional tidak berlaku. (MNM/Salam-Online)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga