Patuhi Kesepakatan Turki-Rusia, HTS: Kami tak Akan Berpaling dari Jalan Jihad

Pemimpin HTS Abu Muhammad Al-Jaulani

IDLIB (SALAM-ONLINE): Meski akan mematuhi syarat-syarat kesepakatan antara Turki dengan Rusia demi mencegah serangan rezim Basyar Asad ke Idlib, salah satu kelompok utama oposisi Suriah, Hay’ah Tahrir al-Syam, menyatakan pihaknya tidak akan berpaling dari jalan jihad dan pertempuran hingga revolusi ini tuntas.

Untuk itu, Hay’ah Tahrir al-Syam (HTS) yang sebelumnya bernama Jabhah Fath al-Syam (JFS) dan sebelumnya lagi Jabhah Nushra (JN) atau Front al-Nushra mengeluarkan rilis pada Ahad (14/10/2018) malam.

HTS yang di saat bernama Jabhah Nushra berafiliasi kepada Al-Qaidah menegaskan sikapnya terkait kesepakatan yang dibuat antara Turki dan Rusia. Sebelum mengeluarkan rilis ini, HTS dikabarkan telah menyampaikannya ke Turki.

Rilis HTS halaman pertama

Dalam rilisnya, HTS menyatakan tidak akan berpaling dari jalan jihad dan pertempuran hingga revolusi Suriah tuntas. Tetapi, HTS mengatakan, mereka akan menghormati kesepakatan antara Turki dan Rusia. Dengan kata lain, HTS tak akan mengacaukan kesepakatan Turki dengan Rusia.

Terkait yang dimaksud revolusi tuntas adalah tumbangnya rezim Basyar Asad, terbebasnya para tawanan serta kembalinya para pengungsi dan orang-orang yang terusir ke rumah mereka secara aman.

HTS juga menegaskan tidak akan mengabaikan jasa orang-orang yang telah mendukung mereka dan yang telah berhijrah dari tempat-tempat yang jauh (negara lain) untuk membantu mereka.

“Mereka adalah bagian dari kami dan kami merupakan bagian dari mereka,” bunyi pernyataan itu.

Untuk melindungi rakyat Suriah dan ahlus sunnah dari serangan rezim Asad, khususnya di Idlib, HTS akan tetap memegang senjata.

“Kami akan melindungi masyarakat kami dengan strategi politik yang sesuai dengan syariah dan tidak memberikan mereka harapan-harapan palsu,” lanjut pernyataan itu.

Baca Juga

Dikatakan, HTS akan membuat perjanjian internal dan eksternal (kepada Turki) serta berupaya melindungi rakyat dan wilayah-wilayah yang sudah dibebaskan. HTS akan berhati-hati dari mempercayai Rusia, sang penjajah, dan motivasi mereka masuk Suriah.

“Kami memperingatkan akan bahayanya mempercayai niat mereka (Rusia). Bagaimanapun, sebagai konsekuensinya, kami tak akan membiarkan mereka melemahkan revolusi.”

HTS menyatakan percaya cita-cita rezim Asad dan penyokong mereka akan gagal. “Akan sama gagalnya dengan seluruh penjajah di setiap kisah sejarah. Dan, kekuatan rakyat Suriah yang ingin bebas akan meruntuhkan mereka,” bunyi rilis yang berjudul ‘Revolusi tak Pernah Mati’ itu.

Rilis HTS halaman kedua

Kelompok yang memiliki jumlah anggota pasukan sekitar 20.000 ini juga menyerukan masyarakat dunia, agar mengambil tanggung jawab atas penindasan yang mereka saksikan terhadap rakyat Suriah.

“Sejarah tidak akan melupakan mereka yang membantu rezim Asad dalam kejahatannya.”

HTS juga mengimbau dunia Islam untuk berdiri bersama revolusi Suriah dan menolongnya sebisa mungkin.

Dalam pernyataan penutupnya, HTS menyatakan bahwa pihaknya tak akan menyerah dan tidak akan dilemahkan oleh rezim Rusia.

“Kami lebih memilih hidup mulia atau gugur sebagai syuhada ketika berjumpa dengan Allah Ta’ala dan menjadi teladan bagi generasi berikutnya agar mereka membebaskan Damaskus dengan kepala tegak,” demikian HTS di bawah pimpinan Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani yang berasal dari Golan, Suriah itu. (*)

Baca Juga