Inggris & Kanada Desak Penyelidikan Transparan Pembunuhan Khashoggi

LONDON (SALAM-ONLINE): Inggris dan Kanada menegaskan penyelidikan yang transparan untuk jurnalis Saudi yang dibunuh, Jamal Khashoggi, merupakan “kebutuhan mendesak”.

Dalam pembicaraan melalui telepon, Senin (5/11/2018), Perdana Menteri Inggris Theresa May dan rekannya dari Kanada Justin Trudeau mendiskusikan pembunuhan “mengerikan” atas Khashoggi. Mereka sepakat bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menetapkan apa yang terjadi sesungguhnya dan permintaan pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab atas kasus tersebut.

Khashoggi, seorang warga negara Saudi, adalah jurnalis dan kolumnis untuk The Washington Post. Dia “menghilang” pada 2 Oktober lalu setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen yang dia butuhkan untuk menikah.

Begitu berada di dalam konsulat, dia dicekik dan kemudian tubuhnya dipotong-potong (dimutilasi), kata kantor Kejaksaan Istanbul.

Pemerintah Inggris seperti dilansir Anadolu Agency (AA), Selasa (6/11), mengatakan, Mei dan Trudeau juga sepakat bahwa masyarakat internasional harus terus menekan Saudi untuk “penyelidikan menyeluruh, kredibel dan transparan”.

Setelah beberapa hari membantah mengetahui keberadaan Khashoggi, para pejabat Arab Saudi mengatakan dia meninggal dalam “pertengkaran dan perkelahian” di konsulat. Namun, diralat lagi, setelah menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat internasional. Otoritas Saudi kemudian mengakui bahwa Khashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat itu. Pertanyaan publik masih belum berhenti, karena sampai sekarang jasad Khashoggi belum juga diketahui.

Baca Juga

Inggris, Prancis dan Jerman bersama banyak negara lainnya telah mengutuk pembunuhan atas Khashoggi.

Mei dan Trudeau juga membahas kondisi Yaman dan menyetujui kebutuhan mendesak untuk meringankan beban kemanusiaan dan pencapaian solusi politik.

“Kami mendukung seruan AS untuk de-eskalasi (pembentukan zona aman) di Yaman. Itu harus didukung oleh kesepakatan politik antara pihak-pihak yang terlibat konflik,” kata Mei. (mus)

Sumber: AA

Baca Juga