Komandan Jenderal AS Menentang Keputusan Trump Tarik Pasukan di Suriah

Joseph Votel, jenderal tetinggi Amerika di Timur Tengah, juga mengatakan bahwa pasukan yang didukung AS di tanah di Suriah tidak siap untuk menangani ancaman ISIS sendiri.

Jenderal Joseph Votel

MUSCAT (SALAM-ONLINE): Komandan Jenderal AS Joseph Votel yang telah memimpin perang melawan ISIS menegaskan kepada CNN Jumat (15/2/2019) bahwa dia tidak setuju dengan keputusan Presiden Donald Trump pada Desember 2018 lalu untuk menarik pasukannya keluar dari Suriah.

Votel memperingatkan bahwa kelompok teror itu akan sulit dikalahkan jika militer AS ditarik dari Suriah, apalagi dalam perbedaan jumlah personel yang mencolok.

Joseph Votel, jenderal tetinggi Amerika di Timur Tengah, juga mengatakan bahwa pasukan yang didukung AS di tanah di Suriah tidak siap untuk menangani ancaman ISIS sendiri.

“Itu tidak akan menjadi,… saya tidak akan membuat saran itu, terus terang,” kata Votel terkait pengumuman penarikan pasukan itu.

“(Kekhalifahan) masih memiliki para pemimpin, masih memiliki petempur, masih memiliki fasilitator, masih memiliki sumber daya. Jadi tekanan militer kami yang berkelanjutan diperlukan untuk terus mengejar jaringan itu.”

Votel, yang berbicara kepada CNN di Muscat, Oman, pada Jumat (15/2), mengungkapkan dia hanya akan menyatakan bahwa ISIS telah dikalahkan, seperti dikatakan Trump pada Desember 2018 lalu, jika dia yakin mereka tidak lagi menjadi ancaman.

“Ketika saya mengatakan, ‘Kami telah mengalahkan mereka’, saya memastikan itu berarti mereka tidak memiliki kemampuan untuk merencanakan atau mengarahkan serangan terhadap AS atau sekutu kami,” kata Votel.

Baca Juga

“Mereka masih memiliki ideologi yang sangat kuat sehingga mereka dapat menginspirasi.”

Komandan Pusat Komando AS sebelumnya mengatakan bahwa ia “tidak diajak berkonsultasi” sebelum Trump mengumumkan penarikan pasukan AS yang kontroversial akhir tahun lalu dari negara yang dilanda perang itu.

Pengumuman Trump mengejutkan anggota parlemen AS dan memicu pengunduran diri Menteri Pertahanan James Mattis dan pejabat senior Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab atas kampanye anti-ISIS. Jenderal top AS mengatakan kekalahan ISIS di Suriah tidak ‘berarti akhir’ bagi kelompok tersebut.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan AS yang melancarkan serangan untuk menggulingkan ISIS, menurut Votel, merupakan satu-satunya kelompok yang mengendalikan daerah kantong yang tersisa di Suriah akhir pekan lalu. Tetapi, kata Votel, SDF (yang oleh Turki disebut sebagai teroris itu), tidak dapat mengalahkan ISIS tanpa bantuan Amerika.

“Mereka masih membutuhkan pemberdayaan dan bantuan kami untuk ini,” ujar Votel, seraya menambahkan bahwa militer AS masih berada di tengah-tengah untuk melaksanakan “kampanye militer”nya.

“Kami ingin (ISIS) dapat dikendalikan atau ditangani oleh mitra pribumi, apakah itu pasukan keamanan Irak di Irak, atau Pasukan Demokratik Suriah di Suriah. Ketika mereka mampu mengatasi ancaman ini sendiri, tanpa bantuan kami, itu akan menjadi kriteria kunci lain yang menunjukkan bahwa kami telah menyelesaikan misi kami untuk mengalahkan ISIS,” ujarnya. (mus)

Sumber: CNN

Baca Juga