Petempur Prancis Diberitakan Terbunuh di Suriah

Otoritas Prancis memperkirakan bahwa sekitar 100 “Jihadis” Prancis masih berperang di daerah Baghouz. Dikatakan puluhan di antaranya ditahan oleh kelompok-kelompok yang dipimpin Kurdi di Suriah utara.

Fabien Clain

SALAM-ONLINE: Koalisi pimpinan-AS yang memerangi Daesh (ISIS) sedang memverifikasi apakah serangan udara di Suriah telah membunuh petempur Fabien Clain dari Prancis?

Clain adalah perekam suara yang mengklaim melakukan serangan pada November 2015 di Paris, sumber Prancis mengatakan pada Kamis (21/2/2019), lapor Reuters.

“Verifikasi sedang dilakukan,” kata sumber yang dikutip Middle East Monitor (MEMO) itu, Kamis (21/2).

Sumber Prancis kedua mengatakan bahwa Clain telah terbunuh, dan saudaranya, Jean-Michel terluka serius, setelah serangan koalisi pada Rabu (20/2) di Baghouz, kantong terakhir militan di Suriah timur laut.

“Fabien Clain terbunuh dan saudaranya (Jean-Michael) terluka parah dalam operasi itu,” ungkap sumber tersebut.

Militer, Kementerian Luar Negeri dan Kantor Presiden Prancis menolak memberikan komentar. Sementara koalisi pimpinan AS mengatakan tidak dapat mengonfirmasi informasi itu saat ini.

Baca Juga

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) militan Kurdi dukungan AS, yang terus mendorong para petempur turun ke sungai Efrat, telah mengepung ISIS di Baghouz, dekat perbatasan Irak. Tetapi SDF tidak ingin melakukan serangan terakhir sampai semua warga sipil keluar.

Otoritas Prancis memperkirakan bahwa sekitar 100 “Jihadis” Prancis masih berperang di daerah Baghouz. Dikatakan puluhan di antaranya ditahan oleh kelompok-kelompok yang dipimpin Kurdi di Suriah utara.

Clain adalah veteran perang. Dia dipenjara di masa lalu karena merekrut militan. Otoritas Prancis meyakini dia telah melarikan diri ke Suriah pada 2015.

Otoritas Prancis juga percaya dia memainkan peran yang lebih besar dalam serangan 13 November 2015—yang terburuk di Prancis sejak Perang Dunia Kedua—daripada sekadar menerima klaimnya. Saat itu sekelompok pria bersenjata dan melakukan “bom bunuh diri” yang menewaskan 129 orang dan melukai lebih dari 350 lainnya dalam serangan di tempat-tempat hiburan di ibu kota Prancis, Paris.

Clain memeluk Islam pada akhir 1990-an. Seperti saudaranya yang lebih muda, Clain dipercaya oleh polisi Prancis telah mengalami “radikalisasi” pada awal 2000-an ketika dia tinggal di Kota Toulouse selatan. Di kota ini dia, katanya, sering mengunjungi jaringan kelompok “radikal”.

Clain terlibat dalam perekrutan militan “sel Artigat”, kata pejabat Prancis. Anggota sel itu, disebut-sebut mendapatkan bimbungan dari dai “Salafi”, Olivier Corel, yang dikenal sebagai “emir putih”. (mus)

Sumber: MEMO

Baca Juga