Persatuan Ulama Sedunia: Perang Arab Hanya Melayani Kepentingan Musuh

Mantan Presiden Persatuan Ulama Muslim Sedunia (IUMS) Syaikh Dr Muhammad Yusuf Al-Qaradhawi (tengah). Di sebelah kanan Syaikh Qaradhawi (berkopiah merah) adalah Syaikh Dr Ahmad Abdul Salam Al-Raisuni, Presiden IUMS yang terpilih menggantikan Syaik Qaradhawi pada 2018 lalu.

Persatuan Ulama Muslim Internasional yang bermarkas di Doha, Qatar, mendesak para Pemimpin Arab untuk menyelamatkan kawasan Timur Tengah dari perang yang menghancurkan.

ISTANBUL (SALAM-ONLINE): Persatuan Ulama Muslim Sedunia (IUMS) mendesak para pemimpin Arab, Kamis (30/5/2010), untuk menyelamatkan kawasan Arab dari perang yang menghancurkan. IUMS juga meminta para pemimpin Arab agar segera membebaskan semua tahanan politik dan para tapol yang dianggap sebagai penjahat.

“Perang di kawasan Arab, hanya akan melayani kepentingan musuh,” kata kelompok yang berbasis di Doha itu dalam sebuah pernyataan bersamaan dengan KTT Liga Arab di Makkah, Arab Saudi, demikian dilansir kantor berita Anadolu, Jumat (31/5).

KTT darurat Liga Arab di Makkah sedang digelar untuk membahas apa yang digambarkan Riyadh sebagai “ancaman Iran terhadap wilayah tersebut”.

Awal bulan ini, Uni Emirat Arab (UEA) mengklaim bahwa empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak, menjadi sasaran dalam “serangan sabotase” di dekat perairan teritorialnya.

Beberapa hari kemudian, Arab Saudi mengatakan pesawat tak berawak menyerang dua stasiun pompa di Pipa Timur-Barat yang membawa minyak dari Provinsi Timur Kerajaan itu ke Pelabuhan Yanbu.

Baca Juga

Riyadh sejak itu menuduh kelompok pemberontak Syiah Houthi Yaman, yang dikenal dekat dengan Iran, yang melancarkan serangan lewat pesawat tak berawak tersebut.

IUMS juga meminta Arab Saudi, Mesir dan UEA untuk membebaskan ulama yang dipenjara.

IUMS juga menekankan perlunya memperkuat kembali Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan mendesak Arab Saudi untuk mencabut embargo terhadap Qatar.

Seperti diketahui, Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir tiba-tiba memutuskan hubungan dengan Doha pada 2017. Keempat negara itu menuduh Qatar mendukung kelompok-kelompok teroris, sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Qatar. (mus/salam)

Sumber: Anadolu

Baca Juga