Turki Akan Bentuk Zona Aman Suriah di Basis Teroris Dukungan AS

Presiden Turki Tayyip Recep Erdogan saat memberikan sambutan di Provinsi Eskisehir dalam pertemuan dengan anggota partai yang memerintah (AKP), Sabutu, 7 September 2019. (Foto: Anadolu Agency) 

ANKARA (SALAM-ONLINE): Dalam beberapa pekan ke depan, Turki akan membentuk zona aman di timur Sungai Efrat Suriah utara, basis bercokolnya teroris YPG/PKK dukungan AS, kata Presiden Tayyip Recep Erdogan.

“Sekarang ada timur Sungai Eufrat dalam agenda kami. Saya harap dalam beberapa pekan, dengan satu atau lain cara, kami akan menyelesaikannya,” kata Erdogan di hadapan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di provinsi Eskisehir, Sabtu (7/9/2019).

Menurut Menteri Pertahanan Turki, gabungan pasukan Turki-AS dalam patroli darat untuk zona aman yang direncanakan di Suriah utara, dimulai pada Ahad (8/9).

Pejabat militer Turki dan AS mencapai kesepakatan pada 7 Agustus lalu bahwa zona aman yang direncanakan di Suriah utara akan berfungsi sebagai “koridor perdamaian” bagi pengungsi Suriah yang ingin pulang ke rumah. Pusat Operasi Gabungan di Turki akan dibentuk untuk mengoordinasikan rencana pembentukan zona aman tersebut.

Erdogan mengatakan dia akan berkunjung ke AS setelah 22 September. Kunjungan Erdogan ke AS di antaranya akan menghadiri sidang Majelis Umum PBB dan “kemungkinan besar” secara terpisah akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. Jika jadi, pertemuan dengan Trump akan membahas langkah-langkah yang akan diambil untuk membentuk zona aman di wilayah timur Sungai Eufrat Suriah tersebut.

“Karena apa yang mereka (AS) lakukan tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan, jadi kita perlu menyelesaikannya,” ujar Erdogan seraya menambahkan bahwa Turki menentang AS melatih organisasi teroris YPG/PYD di Suriah utara.

Dia juga menekankan bahwa Turki tidak akan tinggal diam setelah 30.000 truk yang mengangkut senjata, peralatan dan amunisi, dikirim oleh AS ke wilayah Suriah utara untuk teroris PKK/YPG. Sebab, kata Erdogan, Turki adalah satu-satunya negara di kawasan itu yang memerangi kelompok teroris tersebut.

YPG merupakan sayap kelompok teror PKK di Suriah. Kelompok teror ini bertanggung jawab atas kematian hampir 40.000 orang di Turki, termasuk anak-anak, bayi dan kaum wanita selama lebih dari 30 tahun.

Kesepakatan pengungsi dengan UE

Erdogan mengatakan, jika Uni Eropa (UE) tidak menghormati janji dukungan kepada Turki mengenai pengungsi, maka pihaknya tidak memiliki cara lain selain “membuka pintunya” untuk membiarkan pengungsi Suriah menyeberang ke Eropa.

“Pada hari Kamis (5/9), kami telah menjelaskan kepada dunia, terutama Eropa, bahwa kami tidak akan pernah sendirian untuk menghadapi masalah yang muncul dari Idlib, Suriah, ini,” tegasnya.

Baca Juga

Presiden Erdogan juga menyatakan bahwa Turki sejauh ini telah menghabiskan sekitar $ 40 miliar untuk pengungsi. Sementara dukungan dari UE ke Turki hanya sekitar € 3 miliar ($ 3,34 miliar).

Jadi, bagaimana Turki bisa menanggung beban 4 juta pengungsi?” tanyanya seperti dikutip kantor berita Anadolu, Sabtu (7/9).

Erdogan menekankan bahwa Turki berencana untuk menampung setidaknya 1 juta orang di zona aman.

Kesepakatan terkait pengungsi pada 2016 antara Turki dengan Uni Eropa bertujuan untuk mencegah migrasi tidak teratur melalui Laut Aegean. Kedua pihak mengambil langkah-langkah lebih keras terhadap penyelundup manusia. Turki menyesalkan Uni Eropa tidak memenuhi kesepakatan, termasuk bantuan kucuran jutaan euro untuk para pengungsi Suriah.

UE menjanjikan bantuan € 6 miliar ($ 6,6 miliar) untuk meningkatkan kondisi kehidupan para pengungsi Suriah di Turki. Tetapi hanya € 2,22 miliar ($ 2,45 miliar) yang dicairkan pada Juni lalu.

Turki yang saat ini menampung sekitar 3,6 juta pengungsi Suriah, lebih banyak dari negara lain, yang menampung pengungsi di dunia.

Kaum Ibu menentang HDP dan PKK

Merujuk keluarga-keluarga di Turki tenggara yang menggelar aksi protes di depan kantor Partai Rakyat Demokratik (HDP), yang sejak lama disebut pemerintah memiliki hubungan dengan kelompok teror PKK, Erdogan mengatakan para warga tersebut mengerahkan “perjuangan epik” untuk menyelamatkan anak-anak mereka dari organisasi separatis.

Para ibu di provinsi tenggara Diyarbakir merindukan kembalinya anak-anak mereka dari penculikan dan perekrutan paksa yang dilakukan oleh teroris PKK. (mus/salam)

Sumber: Anadolu

Baca Juga