ACT Rencanakan Program Lumbung Pangan & Ternak untuk Pesantren

Ketua Dewan Pembina Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin (kedua dari kiri), dalam jumpa pers saat acara peluncuran beras untuk santri (BERISI) di Hari Santri Nasional di kantor ACT, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2019). (Foto: ANTARA/Katriana)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pada 22 Oktober 2019, lembaga kemanusiaan Aksi Cepar Tanggap (ACT) meluncurkan wakaf beras untuk para santri yang berada di pesantren-pesantren berekonomi lemah.

Wakaf yang setiap bulannya itu menyalurkan beras sebesar seratus ton, akan dikembangkan kembali menjadi pemberdayaan lumbung pangan di setiap pesantren.

Setiap pesantren nantinya akan mandiri mengelola pangannya sendiri dengan ACT sebagai pihak yang mendukung biaya-biaya oprasional sampai dengan produksinya.

Sebelumnya program wakaf lumbung pangan sudah dijalankan ACT di Blora, Jawa Tengah. Oleh karena pengelolaannya dianggap sukses, ACT akan mengembangkan di daerah lainnya di Indonesia, termasuk juga Pesantren.

“Selanjutnya akan ada di purwakarta dan sumbawa. Prototipe yang kita siapkan ini dengan tim untuk replika di pedanten-pesantren,” ungkap Presiden ACT, Ibnu Hajar di Kantor ACT, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (22/10).

Baca Juga

Sementara ini, program lumbung ternak untuk pesantren sendiri belum dimulai, meskipun Ibnu mengaku secara konsep ACT sudah siap.

Selanjutnya, kata Ibnu, ACT berencana bukan hanya akan mengembangkan wakaf lumbung pangan, tapi juga lumbung ternak untuk pesantren.

“Semoga tanahnya cukup, (santrinya) sudah siap untuk mengelola ternak,” harapnya.

Alasan pemilihan pesantren sebagai tempat pengembangan wakaf pangan dan ternak adalah selain karena dua program tersebut telah berjalan di berbagai daerah-daerah dan dikelola oleh masyarakat setempat, Juga, ujar Ibnu, pesantren memiliki potensi yang sama karena memiliki tanah.

“Sebenarnya yang memiliki Tanah luas adalah pesantren. Sekolah-sekolah sekarang itu relatif tidak memiliki tanah yang luas,” terangnya. (M Nizar Malisy)

Baca Juga