Setelah Bunuh Komandan Jihad Islam di Gaza, Zionis Perkuat Pasukannya

Sebanyak 10 Warga Palestina Terbunuh dalam Serangan Zionis di Gaza yang dimulai sejak Selasa (12/11/2019) pagi.

Warga memeriksa rumah Komandan Jihad Islam Bahaa Abu Al-Atta setelah serangan rudal Zionis di Gaza, Palestina, Selasa (12/11). Abu Al-Atta dan istrinya gugur dalam serangan tersebut. (Foto: Mahmud HAMS/AFP)

SALAM-ONLINE: Zionis penjajah memanggil ratusan tentara cadangan, karena perampas tanah Palestina tersebut terus menyerang Jalur Gaza setelah pembunuhan seorang komandan militer senior Jihad Islam, Bahaa Abu Al-Atta, di wilayah Palestina yang diblokade itu.

Serangan udara pertama Zonis pada Selasa (12/11/2019 pagi itu membunuh pemimpin Jihad Islam Bahaa Abu Al-Atta dan istrinya, Asmaa. Roket pun ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah jajahan Zionis setelah pembunuhan terhadap Al-Atta dan istrinya tersebut.

Sedikitnya 10 warga Palestina terbunuh dan 45 lainnya cedera dalam serangan pasukan Zionis di Jalur Gaza yang dimulai Selasa (12/11) pagi, kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Kementerian mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang terbunuh adalah warga sipil.

Pada Selasa sore waktu setempat, sumber-sumber medis Palestina mengatakan tiga orang meninggal dibawa ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara setelah mereka dihantam rudal yang ditembakkan oleh pesawat perang Zionis, kantor berita Palestina Wafa melaporkan.

Puluhan roket ditembakkan dari Gaza setelah Zionis merudal rumah pemimpin senior Jihad Islam, Bahaa Abu Al-Atta. Tentara penjajah itu kemudian mentweet bahwa tiga pejuang Jihad Islam “yang menembakkan roket dari Gaza” terbunuh. Tidak jelas apakah ketiga pria yang dimaksu penjajah ini dibawa ke Rumah Sakit Indonesia.

Militer Zionis mengatakan hampir 200 roket ditambakkan dari Gaza sepanjang hari.

Militer penjajah mengklaim, 90 persen dari serangan roket Gaza itu ditepis oleh sistem pertahanan rudal Zionis, yang dikenal sebagai Iron Dome. Tidak ada korban dari pihak penjajah yang dilaporkan.

Media Zionis melaporkan, militer penjajah itu telah memperkuat pasukannya di sepanjang perbatasan Gaza setelah terbunuhnya komandan senior militer Jihad Islam tersebut.

Baca Juga

Ynet melaporkan bahwa tentara cadangan itu termasuk anggota unit pertahanan rudal Iron Dome, intelijen militer dan Komando Beranda Depan.

Anggota Komando Beranda Depan biasanya dipanggil “pada saat krisis atau perang”, menurut situs webgroup.

Sebuah sumber diplomatik yang tidak diketahui mengatakan kepada jurnalis Saluran 13 Zionis, Barak Ravid, bahwa utusan PBB Nickolay Mladenov melakukan perjalanan ke Kairo pada Selasa (12/11) untuk mengadakan pembicaraan dalam rangka meminimalisir situasi buruk di Gaza.

Perdana Menteri penjajah, Benjamin Netanyahu, serta para pemimpin Hamas di Jalur Gaza, secara terbuka menyatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan eskalasi lebih lanjut dari konflik tersebut.

Sementara itu, Liga Arab mengutuk Zionis karena serangannya di Gaza, yang digambarkan sebagai upaya untuk membuat “rakyat Palestina membayar harga” dari manuver politik sang penjajah.

Para pemimpin politik Zionis saat ini berjuang untuk membentuk “pemerintahan”, karena pada bulan lalu Netanyahu gagal untuk menyatukan koalisi mayoritas setelah pemilihan akhir September.

Menteri Pertahanan penjajah yang baru ditunjuk, Naftali Bennett, telah mengumumkan keadaan darurat 48 jam di semua wilayah jajahan dalam jarak 80 km dari perbatasan Gaza, termasuk kota Tel Aviv, lapor media Zionis.

Tentara Zionis juga menutup sekolah dan area bisnis di wilayah metropolitan Tel Aviv untuk pertama kalinya sejak Perang Teluk pada 1990, Times of “Israel” melaporkan. (mus)

Sumber: Middle East Eye

Baca Juga