Pengamat: Kode untuk Sandi di 2024, Trik Jokowi Turunkan Popularitas Anies

Sandiaga Salahuddin Uno dan Joko Widodo

SALAM-ONLINE: Presiden Joko Widodo memberi ‘kode’ (isyarat) sosok kuat penggantinya di tahun 2024. Sosok kuat itu mengarah ke Sandiaga Salahuddin Uno, mantan cawapres 2019-2024.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan dalam sambutanya usai melantik Pengurus Besar (PB) E-sports Indonesia juga mengatakan hal yang sama.

BG, sapaan akrab Budi Gunawan, menyebut Sandiaga Uno sebagai sosok yang terkenal dan dikagumi oleh anak muda serta kalangan emak-emak.

Dalam acara pelantikan pengurus BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2020-2022 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020), Joko Widodo menyapa seluruh eks ketua umum BPP Hipmi. Namun, dia mengaku hanya mengingat Sandiaga.

“Yang hafal hanya satu bapak Sandiaga Uno. Hati-hati 2024,” kata Jokowi disambut riuh teriakan para peserta.

Jokowi kemudian menyampaikan ulang pernyataan dari Ketua Dewan Pembina BPP HIPMI yang kini menjabat sebagai Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. Kandidat pengganti Jokowi itu akan berasal dari kalangan BPP HIPMI.

“Dan saya meyakini itu. Tapi saya tidak menyebutkan orangnya siapa, hanya tadi yang baru saja berdiri tadi,” kata Jokowi. Maksudnya Sandiaga Uno.

Sandiaga pun buka suara perihal ‘kode’ keras yang disampaikan Joko Widodo. Dia menanggapi santai kata-kata Jokowi.

Menurut Sandiaga, pilpres masih lama. Sekarang yang terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan.

Baca Juga

“Proses politik sudah selesai. Saatnya persatuan. Kalau kita berjuang ada di tiap tarikan nafas jadi jangan pernah berhenti berjuang,” ujar Sandiaga yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu.

Sementara Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun memiliki analisis tersendiri perihal ‘kode keras’ Jokowi kepada Sandiaga. Menurut dia, sapaan Jokowi kepada Sandiaga merupakan taktik yang jitu dari Jokowi.

Tujuannya adalah untuk memecah perhatian terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Anies digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat calon presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.

“Kompetitor yang paling berat kan dari jajaran kepala daerah. Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), kemudian Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo), Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini). Ketika bola itu dilempar ke Sandiaga, berarti kan yang ada di spot perhatian publik, itu kan Sandiaga Uno,” kata Rico.

“Dalam posisi itu, ini taktik untuk memecah serangan. Jadi spotlight itu tidak hanya ke Anies Baswedan tapi juga lari ke Sandi. Jadi ini oleh presiden dibagi rata. Saya pikir sih yang diuntungkan tentunya kandidat yang lain, tentunya partai politik selain Gerindra. Begitu maksud saya,” lanjutnya seperti dikutip detik.com, Kamis (16/1).

Hal senada disampaikan oleh analis politik Dedi Kurnia Syah. “Godaan” politik Joko Widodo dan Budi Gunawan itu, menurutnya, hanya sebatas sebagai bagian strategi dan trik untuk menurunkan popularitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang makin kuat.

“(Sedangkan) Sandiaga tidak memiliki panggung politik, sehingga perlu dibangunkan momentum untuk tetap menguatkan popularitasnya,” kata Dedi seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/1).

Selain itu, ujar Dedi, Jokowi dan afiliasinya lebih nyaman dan cair terhadap Sandiaga Uno ketimbang tokoh seperti Anies Baswedan yang memiliki potensi sama pada Pilpres 2024 mendatang.

“Dari kondisi itu bisa kita baca jika Presiden Jokowi beserta afiliasinya cenderung lebih nyaman dengan Sandiaga dibanding tokoh lain,” ucap Dedi. (S)

Baca Juga