Serangan Biadab Rusia dan Rezim Asad Bunuh 15 Warga Sipil Suriah

SALAM-ONLINE: Pesawat-pesawat tempur Rusia dan helikopter militer rezim Basyar Asad mengintensifkan serangan bom di pedesaan Aleppo dan Idlib pada Rabu (5/2/20) malam. Serangan-serangan biadab itu membunuh15 warga sipil, termasuk tiga anak dan empat wanita, melukai 29 lainnya, di antaranya tujuh anak, lapor koresponden Orient.

Sebuah pesawat perang Rusia pada Rabu malam, membunuh enam warga sipil yang dipindahkan secara paksa dari keluarga yang sama, termasuk empat wanita dan seorang gadis dan melukai enam lainnya di desa Jidraya di pedesaan Aleppo.

Pada Rabu (5/2) dini hari, sebuah pesawat perang Rusia juga menewaskan seorang pria dan melukai istri serta empat anaknya di desa Anjara di pedesaan Aleppo.

Di Idlib, pesawat tempur Rusia dan rezim Asad menggempur kota Sarmin dengan semua jenis senjata, menewaskan dua orang dan melukai dua lainnya.

Sementara itu, helikopter tempur rezim Asad menjatuhkan bom barel di rumah-rumah warga sipil di kota Taftanaz, membunuh seorang anak dan melukai tiga anak lainnya.

Relawan White Helmets telah bekerja keras selama hampir 24 jam untuk mengevakuasi mayat Amjad Aktalati, seorang aktivis media, dan Fadi Rahhal yang terbunuh oleh serangan udara Rusia. Serangan di kota Ariha itu menghancurkan empat bangunan.

Baca Juga

Pada Rabu (5/2) Sukarelawan White Helmets juga menemukan mayat dua pria dan seorang anak yang terbunuh oleh serangan udara Rusia. Serangan keji itu menyasar warga sipil di pinggiran kota Idlib pada Selasa (4/2) malam.

Sementara Pada Rabu tengah malam, pesawat-pesawat tempur Rusia membombardir Rumah Sakit al-Shami, sebuah toko roti dan rumah-rumah warga sipil di kota Ariha, pedesaan Idlib. Serangan-serangan brutal itu membunuh 13 warga sipil, termasuk seorang dokter, empat anak dan enam wanita. Serangan itu juga melukai 68 lainnya, termasuk 13 anak dan 15 wanita.

Pesawat-pesawat tempur rezim Asad dan Rusia telah melakukan puluhan pembantaian di desa Idlib dan Hama sejak mereka menggencarkan serangan bom pada 30 April 2019 lalu. Sebagian besar serangan-serangan biadab itu melanggar kesepakatan zona de-eskalasi yang dicapai antara Rusia dan Turki. (mus)

Orient

Baca Juga