Atasi Dampak Covid-19, Ulama Bersama ACT Deklarasikan Gerakan ‘Satu Bantu Satu’

SALAM-ONLINE: Dampak sosial dan ekonomi akibat Covid-19 di Indonesia terus meluas. Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meredam dampak dari pandemi tersebut.

Setelah meluncurkan program bersama dengan Pemprov DKI Jakarta, ACT bersama para ulama mendeklarasikan gerakan “Satu Bantu Satu” pada Selasa (5/5/20). Gerakan ini merupakan gerakan peduli sesama untuk mengatasi dampak luas Covid-19 di masyarakat.

Laporan dari Pemprov DKI Jakarta menunjukkan selama tiga bulan terakhir ini, semakin banyak orang yang semula tidak masuk dalam daftar warga tidak mampu kemudian menjadi bagian dari daftar tersebut. Hal ini menjadi alasan kuat ACT terus berkolaborasi melalui berbagai program unggulan yang ada.

Gerakan “Satu Bantu Satu” dapat menjadi salah satu solusi besar berwujud gerakan kepedulian untuk mengatasi dampak Covid-19, seperti krisis pangan. “Satu Bantu Satu” bermakna individu bisa bantu individu yang lain, satu negara bisa bantu negara yang lain, satu keluarga bisa bantu keluarga yang lain.

Presiden Aksi Cepat Tanggap Ibnu Khajar mengatakan bahwa gerakan ini menjadi spirit baru untuk bersama-sama selamatkan bangsa.

“Alhamdulillah hari ini kita bertambah spirit baru, bersama ulama selamatkan bangsa, mengingat banyak masalah kemiskinan yang bertambah saat ini. Gerakan ‘Satu Bantu Satu’ hadir supaya tidak ada satu pun yang tidak memiliki makanan di kondisi yang sedang susah ini. ACT akan mendukung dan mengawal penuh gerakan ini dan melibatkan seluruh elemen bangsa tanpa memandang SARA,” ungkap Ibnu.

Gerakan “Satu Bantu Satu” yang diinisiasi oleh para ulama juga dilandasi oleh satu hikmah besar dari hijrahnya Muslimin dari Makkah ke Madinah. Kaum Muhajirin yang pergi tak membawa harta, jumlah mereka sebanding dengan kaum Anshar yang menyambut mereka dengan suka cita.

Ustadz Haikal Hasan yang hadir dalam acara deklarasi menyatakan bahwa satu langkah kita bisa membantu satu saudara yang kesusahan. Menurutnya, jumlah 260 juta penduduk Indonesia, 220 jutanya dalam keadaan mampu. Sementara ada 40 juta di bawah garis kemiskinan.

Atas dasar itu, kata dia, seharusnya masyarakat Indonesia bisa saling membantu dan mengentaskan masalah kemiskinan.

“Alhamdulillah gerakan ‘Satu Bantu Satu’ direspons baik oleh ACT. Program ini tidak melihat SARA. Apabila ini bisa diterapkan dengan maksimal maka tidak ada lagi orang miskin, karena ‘satu orang bantu satu’, insyaa Allah kita bisa mengatasi kemiskinan bersama,” ungkap Ustadz Haikal.

Baca Juga

Gerakan ini menyampaikan secara detail bahwa satu kesempatan dapat melompatkan kebaikan. Melalui satu jiwa manusia yang diselamatkan, senilai menyelamatkan seluruh umat manusia di mata Tuhan Yang Maha Esa. Ustadz Amir Faishol Fath pun menyampaikan dukungannya

“Mari semua ulama di Indonesia, mari bergabung bersama-sama kita bersatu, semoga semua ini berkah. Mari selamatkan bangsa,” ajaknya.

Ketua Divisi Penyaluran Bantuan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 MUI Ustadz Khairan Muhammad Arif, juga menyampaikan dukungannya dalam peluncuran gerakan “Satu Bantu Satu” sebagai bagian dari gerakan dalam memaksimalkan sedekah di bulan Ramadhan.

“Jika memang mau menghilangkan dampak Covid-19 sebenarnya bisa melalui sedekah. Hal ini telah banyak disampaikan dalam riwayat hadits. Sedekah itu mencegah wabah, bencana dan bala. Mari kita mendukung gerakan ini supaya kita bisa memaksimalkan sedekah di bulan Ramadhan,” kata Ustaz Khairan.

Selain itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin juga mengajak masyarakat untuk terlibat dalam gerakan ini.

“Di bulan Ramadhan dan di tengah wabah Corona yang ada saat ini, sehingga banyak yang terdampak secara ekonomi. Saatnya kita mengamalkan ajaran Al-Qur’an, saling membantu, saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan. Kita tetapkan siapa yang perlu kita bantu,” kata Din melalui medium virtual.

Acara deklarasi gerakan ini dihadiri berbagai ulama lainnya pula seperti, Ustadz Bobby Herwibowo, Ustadz Fadzlan Garamatan, serta ulama-ulama lainnya. Momentum Ramadhan ini menjadi waktu  istimewa, dalam memaksimalkan amal kebaikan untuk tidak disia-siakan.

Para ulama berkumpul, berharap agar melalui pendekatan spiritual, semakin tinggi solidaritas yang akan hadir di tengah masyarakat selama pandemik Covid-19 ini. Mari dukung  gerakan “Satu Bantu Satu”, Bersama para Ulama Selamatkan bangsa:  www.Indonesiadermawan.id/SatuBantuSatuSelamatkanUmat

Foto: Dokumentasi ACT

Baca Juga