Kasus Corona yang Meninggal di Iran Naik Menjadi 6.541 Orang

Sebanyak 1.556 orang dinyatakan positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan Iran.

SALAM-ONLINE: Kasus Corona yang meninggal di Iran naik menjadi 6.541 orang. Sebanyak 55 kematian baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir, media pemerintah melaporkan pada Jumat (8/5/20).

Terkini, lebih dari 1.556 orang dinyatakan positif Covid-19, sehingga total kasus yang terinfeksi Corona di negara ini menjadi 104.691 orang, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour.

Jahanpour mengatakan 83.837 orang dinyatakan sembuh dan sudah keluar dari rumah sakit. Sementara 2.711 lainnya dalam kondisi kritis.

Menurut Jahanpour, sejauh ini hampir 558.900 tes telah dilakukan di negara itu.

Di Iran, salah satu negara Timur Tengah yang paling parah dilanda pandemi, Covid-19 pertama kali terdeteksi di kota Qom pada 19 Februari 2020 lalu. Dari Qom kemudian menyebar ke seluruh negeri.

Pemerintah Iran memutuskan untuk tidak memberlakukan lockdown total seperti di banyak negara lain. Tetapi negara Syiah ini menutup institusi pendidikan dan melarang pertemuan budaya, agama dan olahraga.

Sejak 11 April lalu pihak berwenang secara bertahap mengizinkan pembukaan kembali bisnis “berisiko rendah” yang sebelumnya ditutup sebagai bagian dari langkah-langkah untuk menahan penyebaran virus.

Baca Juga

Menurut Kantor Berita Pelajar Iran (ISNA) pada Rabu, pemerintah memutuskan untuk membuka kembali salon-salon rambut di negara itu.

Presiden Hassan Rouhani mengatakan pekan lalu bahwa negara itu akan membuka kembali masjid-masjid di distrik-distrik yang mengalami penurunan jumlah yang terinfeksi Virus Corona.

Dia juga mengatakan shalat Jumat akan dilanjutkan di 132 kota dan kota-kota berlabel “putih” atau “berisiko rendah”, menurut kantor berita Tasnim Iran.

“Pemerintah Iran berencana untuk membuka kembali sekolah-sekolah di daerah berisiko rendah pada 16 Mei,” kata Rouhani.

Sejak pertama kali muncul di Wuhan, Cina, Desember 2019 lalu, Virus Corona telah menyebar ke sedikitnya 187 negara dan wilayah. AS dan Eropa merupakan wilayah yang paling parah terkena dampaknya.

Hampir 3,86 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan jumlah kematian mendekati 269.800 orang. Sementara sekitar 1,28 juta orang dinyatakan sembuh, demikian data yang dihimpun Universitas Johns Hopkins di AS. (mus)

Sumber: Anadolu

Baca Juga