Pendiri PKS Itu Telah Tiada, HNW: Jasa Beliau Sangat Besar untuk Perjalanan Dakwah

Allahyarham Al-Ustadz KH Hilmi Aminuddin

SALAM-ONLINE: Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Pendiri dan mantan Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al-Ustadz KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia pada Selasa, 9 Dzulqo’dah 1441 H/30 Juni 2020, pukul 14.24 WIB, di Ruang Berlian Timur RS Santosa Central Kota Bandung.

Ketua Departemen Politik DPP PKS Pipin Sopian memohon doa untuk Ustadz Hilmi. Dia mengatakan bahwa informasi lengkap terkait wafatnya Ustadz Hilmi akan disampaikan oleh perwakilan keluarga.

Pemakaman dilaksanakan pada Selasa (30/6) ba’da magrib (pukul 18.30 WIB) hingga selesai sekiter pukul 19.15 WIB. Dengan protokol Covid-19. Allahyarham KH Hilmi Aminuddin dikebumikan di pemakaman keluarga, Pagerwangi, Lembang, Bandung Barat yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah duka, Padepokan Madani.

Demikian diungkapkan oleh anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKS, Abdul Hadi, yang menyampaikan keterangan resmi putra Allahyarham Ustadz Hilmi Aminuddin, Wildan Hakim, dan Haru Suandharu, Ketua Umum DPW PKS Jawa Barat.

Sementara Sutisna, dari pihak keluarga mengungkapkan ada 10 orang petugas RS Santosa yang memakamkan jenazah Allahyarham Ustadz Hilmi.

“Tadi pemakaman jam 18.30, selesai dalam waktu 45 menitan. Pemakamannya dengan protokol Covid-19, termasuk dari petugas penggali pemakamannya juga,” ujar Sutisna di dekat pemakaman, Lembang, Bandung Barat, seperti dikutip sejumlah media online, Selasa (30/6) malam.

Pihak keluarga yang menghadiri prosesi pemakaman Allahyarham Ustadz Hilmi di antaranya adik dan sejumlah keluarga lainnya. Pihak keluarga yang hadir pun turut menerapkan protokol kesehatan.

Sutisna mengatakan Ustadz Hilmi meninggal karena sakit jantung yang diidapnya sejak lama. Sebelum meninggal dunia, Ustaz Hilmi sempat menjalani perawatan di RS Santosa sejak Jumat (26/6/2020).

“Setahu saya sakitnya itu jantung, sudah lama juga sakitnya. Kemarin akhirnya masuk rumah sakit karena sakit jantungnya, kemudian dikabarkan meninggal. Kalau sakit yang lainnya kurang tahu,” terangnya.

Namun, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Percepatan (GTPP) Covid-19 KBB Agus Ganjar Hidayat menyampaikan kepastian Allahyarham Ustad Hilmi positif terpapar Covid-19.

“Ya betul berdasarkan hasil swab test di RS Santosa, yang bersangkutan (Ustadz Hilmi Rahimahullah) positif Covid-19,” kata Agus, yang dikutip detik.com, Rabu (1/7).

Oleh karenanya anggota keluarga terdekat Ustadz Hilmi saat ini dikabarkan tengah melakukan Isolasi untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19.

Kemarin pihak keluarga belum mengizinkan pelayat untuk datang dan ta’ziyah. Namun hari ini sudah diizinkan untuk menerima pelayat yang ingin berta’ziyah.

Namun sejumlah tokoh PKS sempat melayat ke rumah duka di antaranya mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Adang Sudrajat.

“Dari PKS pusat juga mungkin besok (Rabu, red) sebagian ada yang datang. Hari ini tidak ada takziyah dulu, karena rumah duka pun disterilkan,” ujarnya.

Sejumlah tokoh, termasuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan perasaan dukanya.

Kabar meninggalnya Ustadz Hilmi juga disampaikan oleh Dewan Pengurus Pusat PKS.

“Keluarga Besar Partai Keadilan Sejahtera merasakan duka mendalam atas Wafatnya Guru kami, KH Hilmi Aminuddin (Ketua Majelis Syura PKS 2005-2015). Doakan yang terbaik, semoga Allah limpahkan husnul khotimah. Allah terima segala amal baiknya dan ampuni kesalahannya. Aamiin,” tulis DPP PKS dalam akun Twitter @PKSejahtera.

Baca Juga

Sementara Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Dr Hidayat Nur Wahid (HNW) menyatakan betapa besarnya perjuangan Ustadz Hilmi dalam dakwah.

“Tentu kita semua berduka atas wafatnya guru kami semua. Pendiri PK (Partai Keadilan) dan PKS. Tentu jasa beliau sangat besar untuk perjalanan dakwah,” kata HNW yang juga Wakil Ketua MPR itu.

KH Hilmi Aminuddin Allahyarham lahir di Indramayu, Jawa Barat, 27 Desember 1947, meninggal di Bandung, 30 Juni 2020, dalam usia 72 tahun lebih, adalah pendiri gerakan dakwah pada era 1980-1990-an yang kemudian populer dengan sebutan harakah tarbiyah.

Gerakan ini merupakan kepanjangan dari Ikhwanul Muslimin di Indonesia. Allahyarham Ustadz Hilmi disebut sebagai Muassis (pendiri) gerakan Islam global ini di Indonesia.

Di era awal reformasi, 1998, Ustadz Hilmi dengan gerakan dakwahnya yang kian membesar, termasuk di kampus-kampus, kemudian bersama tokoh-tokoh gerakan dakwah tersebut mendeklarasikan Partai Keadilan yang dalam perkembangannya berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2002.

Ustadz Hilmi sendiri pernah menjabat Ketua Majelis Syuro PKS sejak tahun 2005 sampai 2015, menggantikan Allahyarham Ustadz KH Rahmat Abdullah yang wafat terlebih dahulu. Ustadz Hilmi terpilih dalam dua periode melalui mekanisme voting tertutup berdasarkan Musyawarah Majelis Syuro I—yang merupakan lembaga tertinggi di PKS.

Riwayat pendidikan Ustadz Hilmi dimulai di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, saat berusia 6 tahun. Lulus dari Ponpes Tebuireng yang didirikan oleh pendiri NU KH Hasyim Asy’ari itu, Ustadz Hilmi melanjutkan pendidikannya ke sejumlah pesantren di Jawa.

Pada tahun 1973, Ustadz Hilmi berangkat ke Arab Saudi untuk menimba ilmu di Fakultas Syariah Universitas Islam Madinah hingga selesai.

Sejak 1978, sepulangnya dari studi di Arab Saudi, Ustadz Hilmi mulai berdakwah ke masjid-masjid dan kalangan muda, terutama para mahasiswa.

Dari sinilah awal pergerakan yang melahirkan banyak kader-kader dakwah muda itu, baik di bidang pendidikan, ekonomi, sains maupun politik, dan lainnya.

Banyak pondok pesantren dan sekolah yang berbasis Pendidikan Islam Terpadu, produk bisnis/usaha syariah dan lainnya, lahir dari rahim dan arahan Ustadz Hilmi, termasuk kemudian berdirinya partai politik yang berasaskan Islam, setelah tumbangnya Orde Baru pada 1998. Dan yang juga perlu dicatat, murid-murid Ustadz Hilmi tersebar dari Sabang sampai Merauke.

**

Pahala Mati Syahid

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, istri Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Aisyah berkata:

“Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang al-tha’un (penyakit menular dan mematikan). Rasulullah lalu menjawab, ‘Sesungguhnya wabah al-tha’un itu adalah ujian yang Allah kirimkan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Allah juga menjadikannya sebagai rahmat (bentuk kasih sayang) bagi orang-orang beriman. Tidaklah seorang hamba yang ketika di negerinya itu terjadi al-tha’un, lalu tetap tinggal di sana dengan sabar (doa dan ikhtiar) dan mengharap pahala di sisi Allah, dan pada saat yang sama ia sadar tak akan ada yang menimpanya selain telah digariskan-Nya, maka tidak ada balasan lain kecuali baginya pahala seperti pahala syahid’,” (HR Al-Bukhari).

Dari Abu Hurairah diriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Orang (mati) syahid itu ada lima: orang yang terkena wabah penyakit, orang yang mati karena sakit di dalam perutnya, orang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan bangunan dan orang yang syahid di Jalan Allah (mati dalam perang di Jalan Allah),” (HR Al-bukhari).

Semoga Allahyarham Ustadz Hilmi Aminuddin Allah tempatkan di posisi mulia, diterima semua amal baik dan perjuangannya dalam Islam, diampuni segala khilaf salahnya, mendapatkan pahala mati syahid dan dimasukkan ke dalam surga-Nya tanpa hisab.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihii wa’fu ‘anhu(mus)

Baca Juga