1 Juni 1945 Adalah Hari Lahir Trisila dan Ekasila

M Rizal Fadillah

 Catatan M Rizal Fadillah*

SALAM-ONLINE: Klaim hari lahir Pancasila adalah 1 Juni 1945 masih alot diperdebatkan meskipun sudah distempel Kepres. Pandangan bahwa hari lahir Pancasila adalah 18 Agustus 1945 jauh lebih kuat alasan hukum dan politiknya.

1 Juni 1945 hanya sekadar pidato Soekarno semata pada Sidang BPUPKI tanpa kesepakatan apapun. Yang disepakati dan ditandangani justru Pancasila “Piagam Jakarta” 22 Juni 1945 yang finalnya 18 Agustus 1945.

Jika 1 Juni 945 disebut sebagai hari lahir Pancasila, maka dokumen otentik ini dapat menegaskan dan membuktikan bahwa 1 Juni1945 adalah hari lahir Trisila. Juga Ekasila. Hal ini karena baik Pancasila rumusan 1 Juni 1945 maupun rumusan sila-sila Trisila lahir pada menit yang sama. Begitu juga Ekasila.

Jadi Kepres 24 tahun 2016 itu sejatinya bukan menetapkan 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila. Tetapi hari lahir Trisila dan Ekasila!

Di sinilah kita melihat kekacauan dan bahaya ketatanegaraan. Trisila adalah sila yang berbau Komunis atau sekurangnya Sosialis. Trisila yang berarti “tiga sila” diambil Soekarno dari filosofi kenegaraan Republik Rakyat Cina (RRC) yaitu San Min Chu I karya Dr. Sun Yat Sen. Min Tsu (Nasionalisme), Min Chuan (Demokrasi) dan Min Sheng (Sosialisme).

Dengan menjadikan sila ketiga “Ketuhanan” maka sosialisme ditempelkan pada kedua sila lainnya yaitu Sosio-Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi. Trisila adalah konsepsi negara Sosialis yang potensial menuju Komunis.

Akar ideologi pengaruh Sun Yat Sen diakui oleh Soekarno sendiri “yakinlah bahwa Bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat sehormat-hormatnya merasa berterimakasih kepada Dr. Sun Yat Sen sampai ke liang kubur”.

Baca Juga

1 Juni 1945 juga adalah hari lahir Ekasila karena “perasan” Soekarno terakhir adalah “Gotong Royong”. Inilah yang dimaknai dengan “Communalism” atau mungkin juga “Communism”. Kebersamaan tanpa adanya kejelasan batas. Dapat saja “sama rata sama rasa” (the same taste).

Dalam pidatonya, Soekarno menyatakan:

“Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjoangan bantu membantu bersama, amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua, ho lopis kuntul baris, buat kepentingan bersama! Itulah gotong royong.”

Mengingat Pancasila 1 Juni 1945 saat itu masih terus dibahas dan digodog, maka Pancasila mutlak belum lahir. Berbeda dengan Trisila dan Ekasila yang tidak berlanjut pembahasan, artinya final. Maka keluarlah. Lahirlah. Jadi 1 Juni 1945 adalah hari kelahiran Trisila dan Ekasila.

Pemerintah harus mencabut Kepres 24 tahun 2016 tentang hari lahir Pancasila. Kepres ini telah membodohi rakyat. Tidak bermakna bagi kepentingan rakyat secara keseluruhan. Hanya memihak pada kelompok atau partai tertentu saja. Kepres ini kemudiannya telah menjadi landasan bagi penyesatan ideologi Pancasila yang sebenarnya.

Pancasila 1 Juni 1945 adalah Pancasila invalid. Proses yang belum tuntas. Jika terus diperjuangkan maka menjadi “makar ideologi”.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 15 muharram 1442 H/2 September 2020 M

Baca Juga