UNICEF: Di Yaman Delapan Juta Anak Putus Sekolah

Seorang anak perempuan sedang memegang pakaian yang menggantung dengan tali di papan tulis dalam ruang kelas sekolah yang digunakan oleh orang-orang Yaman yang mengungsi akibat perang sebagai tempat perlindungan. Lokasi sekolah ini terletak di kota ketiga Yaman, Taez. (Foto: AHMAD AL-BASHA/ AFP)

SALAM-ONLINE.COM: Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan bahwa sekitar delapan juta anak sekarang putus sekolah di Yaman karena perang dan pandemi Covid-19.

UNICEF memberikan detailnya dalam tweetnya melalui video awal pekan ini untuk memperingati Hari Literasi Internasional 2020.

“Sebelum Covid-19 melanda Yaman,” kata badan tersebut, “lebih dari dua juta anak putus sekolah.”

Sekarang, karena di seluruh negeri sekolah ditutup, maka bertambah lagi sebanyak 5,8 juta anak tak mendapatkan pendidikan.

“Semakin lama anak-anak tidak bersekolah, semakin besar risiko yang mereka hadapi dan semakin kecil pula kemungkinan mereka untuk kembali (bersekolah),” ungkap UNICEF yang dikutip Middle East Monitor (MEMO), Kamis (10/9/20).

Laporan UNICEF pada Juni lalu menjelaskan bahwa sebagian besar guru negeri tidak dibayar selama lebih dari tiga tahun.

Baca Juga

“Setidaknya 2.000 sekolah—satu dari delapan secara total—tidak layak untuk digunakan karena konflik; baik karena dihancurkan, digunakan untuk tujuan militer atau diambil alih sebagai tempat berlindung bagi para pengungsi,” lapor UNICEF.

Sejak wabah Covid-19, kata lembaga PBB itu, 55 sekolah digunakan sebagai pusat isolasi pasien potensial Virus Corona.

UNICEF mencatat bahwa ada fakta ketika Virus Corona merajalela di Yaman, dan anak-anak putus sekolah dan keluarga menghadapi kesulitan ekonomi yang lebih besar, maka bisa jadi ada lonjakan pada anak-anak yang terpikat atau dipaksa berperang.

“Anak-anak yang tak pulang ke rumah telah hilang dalam perang lima tahun ini. Dan kami khawatir kami akan kehilangan lebih banyak lagi (anak-anak) saat Covid-19 menyebar,” kata Perwakilan UNICEF di Yaman, Sara Beysolow Nyanti.

“Sekarang karena perhatian dunia terfokus pada pandemi Covid-19, saya khawatir anak-anak Yaman akan dilupakan … Kita semua memiliki tanggung jawab untuk bertindak dan membantu anak-anak Yaman. Mereka memiliki hak yang sama seperti anak lainnya di mana pun,” ujarnya mengingatkan. (mus)

Sumber: MEMO

Baca Juga