Azerbaijan dan Armenia Sepakat Gencatan Senjata

SALAM-ONLINE.COM: Azerbaijan dan Armenia sepakat untuk gencatan senjata yang akan dimulai pada Sabtu (10/10/2020) ini, Anadolu News Agency melaporkan.

Peperangan akan dihentikan pada tengah hari untuk memungkinkan pertukaran tahanan,  pencarian dan pengembalian mayat di Nagorno-Karabakh ke masing-masing negara.

Palang Merah Internasional akan bertindak menjadi perantara dalam operasi kemanusiaan sebagai bagian dari gencatan senjata. Perundingan akan dimulai antara kedua negara, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada konferensi pers setelah pembicaraan 10 jam di Moskow.

Pertemuan trilateral pada Jumat (9/10) antara Rusia, Azerbaijan dan Armenia berlangsung di Moskow dengan Lavrov, Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov dan Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan.

Pertempuran yang dimulai pada 27 September lalu itu dipicu setelah pasukan Armenia menyerang permukiman sipil Azerbaijan dan pos militer di wilayah tersebut, sehingga menyebabkan korban jiwa.

Hubungan antara kedua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Berbagai resolusi PBB, serta desakan organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan Armenia dari wilayah sah milik Azerbaijan tersebut.

Baca Juga

OSCE Minsk Group—yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia dan AS—dibentuk pada tahun 1992 untuk mencari solusi damai terkait konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Hanya saja gencatan senjata disetujui pada tahun 1994.

Banyak kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis dan AS, mendesak gencatan senjata segera. Prancis, Rusia dan NATO, antara lain, telah mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah Azerbaijan yang diduduki pasukan Armenia tersebut.

Sementara Turki mendukung hak Azerbaijan untuk mempertahankan wilayah perbatasannya yang diduduki oleh Armenia.

Azerbaijan dan Armenia adalah dua negara pecahan Uni Soviet (Rusia) yang masing-masing berdiri sendiri. Mayoritas penduduk Azerbaijan adalah Muslim (96%), sementara Armenia sebagian besar (97%) warganya menganut Kristen.

Dalam konflik ini, Azerbaijan mendapat dukungan penuh Turki. Sementara Armenia didukung Rusia. (mus)

Baca Juga