Munas V Hidayatullah Resmi Dimulai Secara Virtual dengan Protokol Kesehatan

SALAM-ONLINE.COM: Ormas Islam Hidayatullah secara resmi mulai menggelar Musyawarah Nasional (Munas) V secara virtual pada Kamis hingga Sabtu (29-31/10/2020). Munas kali ini diikuti peserta secara terbatas karena pandemi Covid-19.

Pusat kegiatan munas digelar di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat. Secara serentak pula diikuti 34 kluster lain sebagai perwakilan wilayah DPW Hidayatullah se-Indonesia.

Panitia Munas memberlakukan protokol kesehatan secara ketat di lokasi acara, seperti memakai masker dan menjaga jarak, demi mencegah penyebaran Covid-19. Panitia membagikan masker medis secara gratis kepada semua peserta.

Munas V(irtual) Hidayatullah ini berpusat di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, dan siarkan secara live melalui kanal Youtube Hidayatullah ID.

Setelah acara pembukaan, Munas dilanjutkan dengan acara musyawarah-musyawarah yang berlangsung secara tertutup dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, hingga Kamis sore dan malam.

Munas tadi dibuka secara resmi oleh Pimpinan Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad. Dalam amanatnya sekaligus membuka acara, Abdurrahman menyampaikan, Hidayatullah kapan saja dan di mana pun selalu membawa misi rahmatan lil ‘aalamiin sebagaimana tertera pula dalam tema Munas.

“Itu artinya, semua aktivis Hidayatullah harus siap mengambil peran untuk membangun kekuatan dan mempersatukan umat Islam sebagai mayoritas dari bangsa ini. Jika umat Islam kuat dan bersatu, Insya Allah bangsa ini akan bermartabat. Bermartabat artinya terhormat, memiliki peradaban tinggi. Bukan bermartabak, diperebutkan oleh bangsa-bangsa yang lain,” katanya sebagaimana siaran pers Panitia Munas V Hidayatullah kepada media, Kamis (29/10/2020) sore.

Munas yang dimulai hari ini adalah untuk menyusun langkah-langkah strategi dakwah dan tarbiyah ke depan. Abdurrahman berpesan agar Munas ini bisa menyusun langkah sejauh mungkin dan membuat target setinggi-tinggi dan sebesar-besarnya.

“Buatlah harapan seideal mungkin, seoptimal mungkin, dan dengan penuh pengharapan. Jangan membuat program yang mengecilkan harapan. Jangan membuat program yang mematikan spirit. Buatlah program besar yang mewakili Allah Yang Maha Besar. Wa robbaka fa kabbir,” ujarnya.

Meskipun demikian, dia mengingatkan sebagaimana telah dituntunkan Allah untuk tidak memaksakan diri dan tidak sombong. Artinya, kita harus mencermati Sunnatullah dalam proses ikhtiar usaha maksimal, bekerja keras, berdoa, menuntun diri dengan ilmu serta melengkapi diri dengan keterampilan dan profesionalisme.

“Dalam menaiki tangga perjuangan, tidak lompat-lompat karena ingin cepat sampai. Walaupun Allah memiliki kuasa, kun fayakun, tetapi ketika menciptakan langit membutuhkan enam masa. Tentukan tahapan dan harus melalui tahapan demi tahapan,” katanya.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr Nashirul Haq, dalam sambutannya mengatakan, tema Munas “Meneguhkan Komitmen Keummatan Menuju Indonesia Bermartabat”, adalah sebuah komitmen untuk mewujudkan cita-cita pendiri negeri ini, yaitu terwujudnya Indonesia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berkeadaban, bersatu dan berkeadilan sosial.

“Inilah jiwa kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus terus diperjuangkan. Dan dengan inilah Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan bermartabat,” kata Nashirul.

Baca Juga

Dia menerangkan, tema ini merupakan sebuah rasa syukur, sekaligus kebanggaan atas kiprah Hidayatullah selama ini untuk memberikan sumbangsih nyata bagi kehidupan berbangsa, bersama pemerintah dan masyarakat menjalankan misi mulia membangun Indonesia yang berperadaban.

Nashirul mengimbuhkan bahwa hehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini tidak sedang baik-baik saja. Dia menyebutkan pandemi Covid-19 sepertinya sudah menjadi sebuah realitas yang harus diterima dan dihadapi dengan kesabaran dan optimisme untuk bisa menanggulanginya.

“Pandemi yang semakin memperparah krisis ekonomi, tidak menghalangi untuk menjadi lebih arif dan mengambil hikmah atas kondisi yang terjadi. Kita semakin lebih peduli bahkan kesetiakawanan dan kepedulian sosial kita bisa lebih tumbuh,” kata dia.

Namun, Nashirul melanjutkan, dalam suasana penuh keprihatinan seperti ini, sangat disayangkan ada sebagian dari bangsa ini, yang di pundaknya amanah kekuasaan disandang, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, terkesan sembunyi-sembunyi, mempersulit akses publik untuk tahu, telah membuat kebijakan-kebijakan bahkan undang-undang yang berpotensi merugikan dan memarjinalkan rakyat Indonesia.

Nashirul juga menyoroti masalah Undang-Undang yang berpotensi memperparah kerusakan bumi pertiwi, membuka pintu lebar-lebar bagi para kapitalis, korporasi asing dan aseng untuk mengeruk kekayaan Indonesia sebebas-bebasnya dengan menguntungkan segilintir pihak pribumi.

“Lengkap sudah keprihatinan kita. Penyalahgunaan kekuasaaan yang telanjang dinampakkan. Islamofobia merajalela, wacana dan diksi Islami justru di-bully. WNA merebut jatah lapangan kerja pribumi,” ungkapnya.

Dari keprihatinan tersebut, Hidayatullah mengajak kepada Pemerintah untuk kembali mendengar aspirasi serta jeritan hati rakyat dan membatalkan Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law sebagaimana diminta MUI, ormas Islam dan elemen-elemen bangsa lainnya.

“Kembalikan politik menjadi politik yang sehat dan bermartabat. Tegakkan hukum dengan baik karena ini negara hukum, bukan negara kekuasaan. Bela kepentingan jutaan rakyat daripada jadi abdi segelintir konglomerat,” imbuhnya.

Nashirul menambahkan, Hidayatullah selama lebih 47 tahun telah memegang teguh kesetiaan, semangat mengabdi kepada Ilahi, berkhidmat untuk Islam dan umat serta untuk NKRI melalui berbagai program di bidang pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi keumatan.

“Karenanya, komitmen Hidayatullah untuk umat bangsa ini tidak perlu diragukan lagi,” pungkasnya.

Semrentara Ketua Panitia V Munas Hidayatullah, Wahyu Rahman mengatakan sejatinya pihaknya sangat berkeinginan untuk menghadirkan peserta sekitar 3.000 di Jakarta. Namun karena pandemi hal itu tak memungkinkan.

“Meskipun begitu, semoga Munas kali ini tidak mengurangi substansi yang kita langsungkan. Munas ini memang cukup alot dan dinamis, antara ditunda atau tetap dilaksanakan di akhir tahun 2020 ini. Akhirnya berdasarkan musyawarah Majelis Syura, Munas diputuskan digelar secara virtual yang diputuskan tiga bulan sebelum hari ini,” kata Wahyu. []

Baca Juga