Pasukan Azerbaijan Hancurkan Peralatan Militer Armenia

SALAM-ONLINE.COM: Pasukan tentara Azerbaijan menghancurkan sejumlah besar peralatan militer Armenia dalam bentrokan yang tengah berlangsung di perbatasan antara kedua negara.

“Saat ini pasukan Angkatan Darat Azerbaijan berhasil maju ke arah yang diinginkan, menguasai benteng-benteng baru dan melakukan pembersihan wilayah dari musuh,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan, Sabtu (3/10/2020) pagi, lansir Anadolu News Agency.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga menayangkan video militernya yang menekan “aktivitas pertempuran di berbagai arah garis depan” Armenia.

Secara terpisah, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Ahad membahas bentrokan di garis depan Armenia-Azerbaijan.

Dalam pernyataan dari kantor kepresidenan Azerbaijan, Macron menelepon Presiden Aliyev untuk mengungkapkan keprihatinannya atas konflik tersebut. Macron mendesak dilakukannya gencatan senjata dan kembali ke meja perundingan.

Presiden Azerbaijan dalam percakapan telepon itu menekankan bahwa Armenia bertanggung jawab atas kekacauan yang dilakukan sehingga mengganggu proses negosiasi yang memicu bentrokan.

Bentrokan di perbatasan mulai meletus Ahad (27/9/20) lalu ketika pasukan Armenia menyerang permukiman sipil Azerbaijan dan pos militer, yang menyebabkan korban jiwa.

Hubungan antara dua bekas republik Uni Soviet berubah-ubah sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, wilayah Azerbaijan yang sah diakui secara internasional.

Baca Juga

Kekuatan dunia, termasuk AS, Rusia, Prancis dan Jerman, telah mendesak penghentian segera bentrokan di sepanjang perbatasan.

Sementara Turki, telah menyuarakan dukungan atas pembelaan diri Azerbaijan yang hak-hak wilayahnya diduduki oleh Armenia.

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta sejumlah organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia dari wilayah sah milik Azerbaijan.

OSCE Minsk Group—yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia dan AS—dibentuk pada 1992 dengan tujuan mencari solusi damai terkait konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, disetujui pada 1994. Tentu saja belum menyelesaikan masalah.

Azerbaijan dan Armenia adalah dua negara pecahan Uni Soviet (Rusia) yang masing-masing berdiri sendiri. Mayoritas penduduk Azerbaijan adalah Muslim (96%), sementara Armenia sebagian besar (97%) warganya menganut Kristen.

Dalam konflik ini, Azerbaijan mendapat dukungan penuh Turki. Sementara Armenia didukung Rusia. (mus)

Baca Juga