Uni Eropa Minta Zionis Hentikan Pembongkaran Rumah Warga Palestina

Warga Palestina memeriksa puing-puing rumah tahanan Palestina Halil Duveykat di Kota Nablus, Ruceyb, Tepi Barat pada 2 November 2020. (Foto: Nedal Eshtayah/Anadolu Agency)

SALAM-ONLINE.COM: Juru Bicara Uni Eropa (UE) Peter Santo mengungkapkan bahwa pekan ini pasukan Zionis (penjajah) menghancurkan lebih dari 70 bangunan, termasuk fasilitas perumahan, mata pencaharian dan sanitasi milik 11 keluarga Palestina dengan 41 anak di Khirbet Hamsa Al-Foqa, Lembah Yordania utara.

“Pembongkaran besar-besaran ini sekali lagi menegaskan tren penyitaan dan pembongkaran yang disesalkan sejak awal tahun,” katanya, Kamis (5/11/2020) yang dilansir Middle East Monitor (MEMO), Jumat (6/11).

“Ada ancaman pembongkaran sekolah Palestina di komunitas Ras Al-Teen, Tepi Barat pusat, yang telah didanai bersama oleh Uni Eropa dan beberapa Negara Anggota Uni Eropa,” ujar Santo.

Pejabat Uni Eropa itu juga mengindikasikan saat ini ada 52 sekolah Palestina yang terancam pembongkaran.

“Seperti ditegaskan kembali dalam Kesimpulan Dewan Uni Eropa sebelumnya, Uni Eropa menyerukan perlindungan anak-anak, termasuk memastikan hak mereka atas pendidikan di lingkungan sekolah yang aman dan terjamin. Pendidikan adalah hak asasi manusia yang harus dilindungi dan dipertahankan,” kata Santo.

Baca Juga

Ia menekankan, UE telah mengulangi seruannya kepada Zionis untuk menghentikan semua penghancuran seperti itu, termasuk bangunan yang didanai UE, khususnya sehubungan dengan dampak kemanusiaan dari pandemi virus Corona saat ini.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan pada Kamis: “Sejauh ini pada tahun 2020, sebanyak 689 bangunan di Tepi Barat telah dihancurkan, termasuk di Yerusalem Timur.”

Pelaksana Tugas Koordinator Kemanusiaan PBB di wilayah pendudukan Palestina, Yvonne Helle, mengungkapkan bahwa pembongkaran ini mengakibatkan 869 warga Palestina yang kehilangan rumah mereka itu, mengungsi.

Helle menunjukkan bahwa jumlah bangunan yang dihancurkan sejak awal tahun hingga saat ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya sejak 2016. (mus)

Baca Juga