Rekonstruksi Gaza Dimulai, Qatar Negara Donor Pertama Siapkan $500 Juta

Gedung-gedung yang rusak parah di Gaza akibat serangan Zionis penjajah pada 7 Juni 2021. (Ashraf Amra/AA)

SALAM-ONLINE.COM: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan di Jalur Gaza yang diblokade mengumumkan bahwa rekonstruksi (pembangunan kembali) di wilayah yang dikendalikan Hamas itu akan segera dimulai. Tetapi ada kekhawatiran bahwa negara-negara donor tidak akan memenuhi janji mereka.

Dalam serangan Zionis penjajah terhadap Gaza pada Mei lalu, Wakil Menteri Pekerjaan di Gaza, Naji Sarhan, menjelaskan: 1.500 unit rumah hancur total dan 880 unit lainnya hancur sebagian dengan kerusakan parah. Sebanyak 56.000 unit rumah yang hancur mengalami kerusakan sedang hingga ringan.

“Proses rekonstruksi saat ini sedang bergerak maju. Qatar turut serta dan telah menyatakan bergabung dalam rencana rekonstruksi dan ingin memulainya, juga Mesir. Masing-masing telah menjanjikan $500 juta, total $1 miliar,” ungkap Sarhan dalam pernyataan eksklusifnya kepada Arabi21, Jumat (17/9/2021) yang dikutip Middle East Monitor (MEMO).

Sarhan mengungkapkan, dalam kunjungan Duta Besar Qatar/Kepala Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza Mohammad Al-Emadi baru-baru ini ke Jalur Gaza, dikatakan Qatar setuju untuk memulai rekonstruksi pada Oktober 2021.

“Termasuk membangun kembali unit-unit perumahan yang hancur total, dan unit perumahan tidak layak huni lainnya akibat rusak parah. Itu menjadi prioritas kami,” terangnya.

Baca Juga

Berdasarkan kesepakatan dengan Qatar, ujar Sarhan, pemilik unit rumah dihubungi agar menyiapkan rencana khusus yang diperlukan untuk rekonstruksi rumah mereka yang hancur.

Dia mengatakan bahwa pejabat kementerian belum bertemu dengan delegasi Mesir yang tiba di Gaza kemarin.

Sarhan menyatakan harapannya Arab Saudi dan Kuwait juga berkontribusi pada rekonstruksi Gaza. “Kami optimis semua negara Arab, Islam dan Eropa akan berkontribusi dalam proses pembangunan kembali Jalur Gaza,” kata Sarhan.

“Di masa lalu, ada banyak janji, banyak negara berjanji untuk membantu $5 miliar, tetapi hanya sekitar $800 juta yang benar-benar diberikan,” paparnya.

Sarhan mengungkapkan harapannya, negara-negara yang berjanji untuk membiayai proses rekonstruksi akan menindaklanjuti janji mereka. (mus)

Baca Juga