Serangan Bom Cluster Rezim Suriah Bunuh Sedikitnya 10 Warga Sipil, Termasuk Anak-anak

Serangan di Idlib melukai setidaknya 75 orang, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR).

Puing-puing dari serangan di kamp Maram untuk pengungsi dekat desa Kafr Jales di provinsi Idlib barat laut Suriah pada Ahad 6 November 2022, yang menewaskan sedikitnya 10 orang warga sipil, termasuk anak-anak (AFP)

SALAM-ONLINE.COM: Serangan roket yang dilancarkan oleh rezim Basyar al-Asad pada Ahad 6 November dengan target kamp pengungsian di provinsi Idlib yang dikuasai pihak pejuang Revolusi Suriah, telah membunuh sedikitnya 10 warga sipil dan melukai lebih dari 77 orang, termasuk anak-anak.

Area kamp pengungsian yang sangat padat di wilayah utara Suriah itu menjadi sasaran roket sekitar pukul 7 pagi oleh bom cluster (bom karpet). Serangan roket ini diyakini diluncurkan dari bandara Nairab yang dikuasai Rezim Asad, di provinsi Aleppo timur, demikian menurut Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) yang berbasis di Prancis kepada wartawan.

“Sebuah pesawat pengintai milik Rusia terus berputar-putar di atas daerah tersebut,” kata Ketua SNHR Fadel Abdel Ghani kepada Middle East Eye (MEE), Ahad (6/11/2022).

Korban anak-anak

“Sekitar 12 warga sipil dalam kondisi luka sangat serius, sehingga jumlah korban tewas bisa bertambah. Serangan itu menghancurkan sekitar 45 tenda dan merusak sebagian lainnya sekitar 90, dan sejauh ini lebih dari 2.500 orang terpaksa mengungsi dari tempat tersebut,” ujar Fadel Abdel Ghani.

“Penyelidikan awal kami menunjukkan bahwa ini adalah serangan gabungan dari pasukan Suriah dan Rusia. Setiap rudal membawa lusinan bom cluster, menjadikan perbuatan mereka itu sebagai kejahatan perang,” tambahnya.

Daerah di sekitar kamp pengungsi menjadi sasaran serangan udara Rusia sebanyak empat kali setelah serangan pertama. Sementara pinggiran barat dan selatan Idlib juga menjadi sasaran serangan rudal milik rezim. Serangan itu mengakibatkan kematian seorang warga sipil di sana, demikian menurut sumber-sumber lokal.

Serangan balik

Hay-at Tarir al-Sham (HTS), kelompok pejuang revolusi yang menguasai provinsi Idlib, membalas serangan tersebut sehari setelahnya. HTS menembakkan roket ke daerah-daerah yang ada di bawah kendali pasukan rezim di sebelah barat dan selatan Idlib. Serangan ini sebagai balasan atas serangan rezim sebelumnya.

Baca Juga

Serangan itu terjadi sehari setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa HTS sedang mempersiapkan serangan pesawat tak berawak ke pangkalan udara militer Hmeimim milik Rusia, yang terletak di kota Latakia di Laut Mediterania, di barat daya provinsi Idlib.

Wakil kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah Mayor Jenderal Oleg Yegorov, yang berbasis di Hmeimim, mengklaim bahwa HTS dan Pertahanan Sipil Suriah (White Helmets) bermaksud untuk mengarang dan merekam serangan terhadap para pengungsi di Idlib untuk menuduh rezim Asad dan Rusia menyerang fasilitas sipil.

Sebagai tanggapan, Kelompok Pertahanan Sipil Suriah mengatakan pada Ahad (6/11/22) bahwa Rusia telah bertahun-tahun menjalankan kebijakan disinformasi dan fabrikasi media. Rusia telah terbiasa melakukan kampanye disinformasi sistematis sebelum serangan mereka, mencoba mengalihkan perhatian dari kejahatannya dan menyesatkan publik seperti yang juga terjadi di Ukraina sekarang ini.

Para aktivis dan jurnalis lokal menerbitkan video dan foto akan kejadian di hari Ahad tersebut. Dari video dan foto tersebut nampak kehancuran di kamp pengungsian, serta cuplikan dari orang-orang yang terluka di rumah sakit terdekat.

Jutaan orang telah mengungsi sebelumnya

Laporan dari wartwan lokal mengatakan, bahwa serangan Rusia dan rezim Asad di Suriah utara telah menewaskan sekitar 51 warga sipil, termasuk 22 anak-anak dan lima wanita, sejak awal tahun ini.

Sekitar empat juta warga sipil tinggal di provinsi Idlib. Setengah dari mereka mengungsi dari daerah sekitarnya akibat operasi militer dari rezim sebelumnya. Tetapi operasi tersebut telah berhenti sejak perjanjian gencatan senjata antara Rusia dan Turki pada tahun 2020 yang lalu.

Menurut SNHR, sejak awal perang Suriah pada 2011, sekitar 250.000 warga sipil telah tewas. Sekitar 14 juta orang mengungsi dari rumah mereka.

Ahmad Ghifari

Sumber: MEE

Baca Juga