Setelah Menasihati Raja dan Pangeran Agar Takut kepada Allah, Ulama Saudi Ini Hijrah ke Inggris

Syaikh Emad al-Moubayed mengkritik “reformasi” yang keluar dari rel Islam baru-baru ini di industri hiburan Arab Saudi dalam sebuah video (Screengrab/Twitter)

SALAM-ONLINE.COM: Seorang ulama Arab Saudi yang mengkritik pemerintah dilaporkan telah meninggalkan negara itu dengan aman, demikian sebuah halaman Twitter yang dikaitkan dengan Syaikh Emad al-Moubayed pada Selasa (7/3/2023).

Sejumlah aktivis telah menyuarakan keprihatinan tentang keberadaan Syaikh Emad al-Moubayed yang dikhawatirkan hilang setelah memposting video pekan lalu. Video itu berisi nasihat terkait “reformasi sosial” baru-baru ini di industri hiburan kerajaan.

Syaikh al-Moubayed adalah seorang penceramah/da’i dan mantan imam Masjid Raja Abdulaziz di Dammam. Dalam sebuah postingan video yang dibagikan di Twitter pada 1 Maret lalu, Syaikh al-Moubayed menasihati “mereka yang berkuasa” di kerajaan untuk “takut kepada Allah”.

Dia lebih lanjut mengingatkan bahwa “perubahan” yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir di negara itu telah “menghapus iman Islam”, demikian dilaporkan New Arab. Peringatan yang dimaksud mengacu pada banyak “perubahan” di negara tersebut, termasuk mengizinkan konser yang pernah dilarang.

Sejak video tersebut dipublikasikan, telah ditonton lebih dari 1,7 juta kali.

Video itu ditujukan kepada Raja Salman, Pangeran Saudi (Putra Mahkota) Mohammed bin Salman (MBS) dan kepala hiburan kerajaan, Turki al-Sheikh,

Sehari kemudian, video lain dirilis yang memperlihatkan Syaikh al-Moubayed berbicara dengan melihat selembar kertas yang diletakkan tepat di depannya. Video itu di-tweet dengan pesan yang mengatakan sebagai “klarifikasi” dari pernyataannya yang dibuat di video sebelumnya.

Halaman Twitter Prisoners of Conscience, sebuah akun yang didedikasikan untuk melacak berita tentang tahanan Saudi, mengatakan pada Senin “tidak ada berita tentang Syaikh al-Moubayed” sejak dia muncul dalam video 2 Maret yang dipublikasikan di media sosial.

Tagar #WhereIsEmadMoubayed menjadi trending pada Senin lalu. Banyak pengguna Twitter yang mengkhawatirkan keselamatan ulama tersebut.

Halaman Twitter yang sama yang dikaitkan dengan Syaikh al-Moubayed dan hanya memiliki empat tweet, mengatakan pada Selasa pagi bahwa Syaikh Moubayed telah meninggalkan negara itu.

“Dengan rahmat Allah, saya bisa meninggalkan tanah air dan mencapai negara yang aman, alhamdulillah,” tulis tweet itu.

Middle East Eye menghubungi kedutaan Saudi di Washington untuk meminta tanggapannya tetapi tidak merespons hingga berita ini dipublish.

Baca Juga

Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah meningkatkan upaya untuk meredam perbedaan pendapat politik, menggunakan undang-undang kejahatan dunia maya untuk menghukum pelanggar dengan hukuman penjara. Para ulama yang mengritik atau memberi nasihat kepada kerajaan terancam hukuman penjara karena dianggap menghina penguasa atau mengancam ketertiban umum.

Pernyataan Syaikh al-Moubayed dari video awal yang dia posting nampaknya merujuk pada langkah-langkah terbaru Riyadh yang melonggarkan pembatasan hiburan selama puluhan tahun, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan citranya, mendiversifikasi ekonominya dan menarik wisatawan.

Acara hiburan publik adalah fitur utama dari kebijakan Mohammed bin Salman untuk membuka negara bagi artis barat setelah beberapa dekade di mana bioskop ditutup dan konser dengan penonton campuran (ikhtilath/bercampurnya penonton pria dan wanita) tidak diizinkan. Keluar dari rel dan tuntunan Islam. Sementara para ulama yang memberikan nasihat disambut dengan penjara.

Kerajaan telah menyelenggarakan beberapa acara olahraga internasional, termasuk gulat, sepak bola dan tinju kelas berat dunia dalam beberapa tahun terakhir, dalam upaya mendiversifikasi ekonomi sebagai bagian dari strategi Visi 2030 Mohammed bin Salman.

Hijrah ke Inggris

Ulama Arab Saudi Syaikh Emad Al-Moubayed mengatakan dia hijrah ke Londong, Inggris dari kerajaan (Saudi) karena di negaranya “semua pintu tertutup untuk menyempaikan kebenaran dan penolakan terhadap kebatilan”.

“Saya berharap bisa berbicara di mimbar saya, di Masjid saya, di antara jamaah, tetapi jika saya melanjutkan ini maka saya akan mengalami nasib yang sama seperti sesama ulama, pengkhutbah dan orator lainnya, saya akan dipenjara dan menghadapi pelecehan dan pengadilan yang tidak adil,” Syaikh Al-Moubayed memposting videonya di Twitter, mengacu pada ulama sebelumnya termasuk  Syaikh Salman Ouda yang mendekam di penjara sejak 2017.

Syaikh Al-Moubayed menjelaskan bahwa hijrah adalah bagian dari Islam dan merupakan pilihan bagi mereka yang tidak mampu menerapkan ajaran Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menyebarkan agama Allah, atau ketika seseorang takut disakiti. Dia mengajak para ulama dan pengkhutbah lainnya untuk meninggalkan Arab Saudi jika tidak dapat menyampaikan kebenaran.

“Wahai orang-orang baik di negara saya, jika Anda tidak dapat mengungkapkan kebenaran di negara ini, dan saya tahu bahwa Anda menderita karena kejahatan yang sedang terjadi, jadi jika Anda tidak dapat mengklarifikasi fakta, Anda tidak memiliki pilihan selain hijrah mengikuti teladan para Nabi, sahabat dan orang-orang shalih yang mendahului kalian,” kata Syaikh Al-Moubayed seperti dilansir Middle East Eye (MEE), Senin (6/3//2023).

Syaikh Al-Moubayed diperkirakan sudah tiba di London, Inggris, awal pekan ini setelah hijrah dari Arab Saudi. Dia sebelumnya memposting video di Twitter yang memperingatkan terhadap reformasi sosial drastis di Arab Saudi yang diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir. Dia mengkritik otoritas Saudi karena “tidak takut kepada Tuhan” dalam melaksanakan perubahan sosial yang “menghapus akidah Islam dan mengganti identitas Islam dengan identitas lain”.

Namun, keesokan harinya, Syaikh Al-Moubayed memposting video baru. Dalam video itu dia mengklarifikasi pernyataannya, sambil membaca dari selembar kertas di atas meja di depannya. Video itu di-tweet dengan pesan yang mengatakan sebagai “klarifikasi” dari pernyataan yang dibuat di video sebelumnya.

Syaikh Al-Moubayed hijrah ke Inggris setelah menasihati Raja Salman dan pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) agar “Takut kepada Allah”. Dia meninggalkan Saudi lantaran para ulama sebelumnya yang menasihati kerajaan akan masuk penjara. Maka Syaikh al-Moubayed pun memilih hijrah, meninggalkan negaranya. (S)

Baca Juga