Ditetapkan Sesat Sejak 1980-an, Ajaran ‘Isa Bugis’ Terkuak Bersemayam di Sekolah

Bogor-Heboh aliran sesat isa bugis Masuk-Sekolah-jpeg.imageBOGOR (SALAM-ONLINE): Dari luar, sekolah itu tampak megah. Pagar tembok menjulang tinggi membuat orang yang berada di luar tak bisa melihat aktivitas di dalamnya. Namun siapa sangka, sekolah yang terletak di Jalan Raya Parung-Bogor tersebut kini menjadi perbincangan warga lantaran diduga mengajarkan aliran sesat.

Seperti dilansir Metropolitan, dari tembok mewah itu tertulis SMP-SMA Proklamasi Parung. Sekolah yang berada persis di jalan raya itu memang tertutup. Hanya ada seorang penjaga di depan gerbang.

Warga sekitar kini mulai resah. Sebab, kabarnya Sekolah Proklamasi 1945 yang terletak di Kampung Lebakwangi, Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu mengajarkan aliran sesat.

Menurut warga, sekolah itu berdiri sejak tiga tahun lalu dan anak-anak yang belajar sekitar 50 orang. “Sekolahnya tertutup,” kata warga yang enggan disebutkan namanya kepada Metropolitan. Tak hanya itu, setiap siswa hanya dipungut bayaran Rp 25.000. “Padahal sekolah mewah,” imbuhnya.

Pria bertubuh gemuk itu mengatakan, pukul 07:00 WIB merupakan bel masuk hingga pukul 16:00 WIB. “Setiap malam Minggu ada pengajian rutin yang datang dari beberapa daerah,” katanya. Ia mengaku sudah mendengar aliran sesat tersebut. “Dengar-dengar seperti itu, ya kita khawatir kalau memang benar,” ujarnya.

Sekretaris Desa Parung Jajat Sudrajat mengaku tidak tahu kalau sekolah itu dinilai sesat karena dia belum pernah masuk. “Saya tidak tahu di dalam sekolah seperti apa,” ujar Jajat kepada Metropolitan beberapa hari lalu.

Meski begitu, Jajat pernah minta brosur namun hingga kini belum diterimanya. Ia pun menyerahkan kasus tersebut ke pihak MUI dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. “Saya menunggu laporan dari pihak MUI,” imbuhnya.

Terkuaknya dugaan aliran sesat di SMP-SMA Proklamasi memang berawal dari banyak pengaduan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor.

Sekretaris MUI Parung Dadi Kurnia mengatakan, sekolah tersebut diduga mengajarkan pendidikan agama dengan tidak menggunakan buku panduan yang ditetapkan dalam kurikulum, melainkan diktat dan tulisan tangan. Orang tua murid yang anaknya belajar di sekolah itu pun curiga. Bahkan, kurikulum yang dipakai dalam pelajaran tidak jelas. “Hal ini perlu juga kita pertanyakan, apakah kurikulum yang dipakai 2006 atau 2013,” ujar Dadi.

Menurut dia, masih banyak yang janggal soal ajaran sesat di SMP Proklamasi Parung tersebut, seperti kurikulum agama yang perlu dipertanyakan ke Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Sebab, dalam kurikulum yang diajarkan di SMP Proklamasi dinilai banyak yang menyimpang.

Baca Juga

Ia mencontohkan, dalam penerjemahan Al-Qur’an di SMP Proklamasi tidak sesuai acuan yang ditetapkan. Selain itu, dalam setiap penafsiran juga berindikasi ke ajaran Isa Bugis. “Banyak istilah agama yang tidak lazim seperti Sunnah Sayatin dan sebagainya,” imbuhnya.

Ketua Umum MUI Kabupaten Bogor Ahmad Mukri Ajie mengatakan, pihaknya menemukan bukti adanya dugaan ajaran sesat di SMP Proklamasi. ”Dari bukti berupa buku dan aduan dari orang tua wali dan pengakuan para siswa, kami menemukan adanya bukti penyimpangan ajaran agama,” katanya.

Selain itu, ia juga mendapatkan pengaduan dari tokoh masyarakat, orang tua wali dan pengakuan para siswa serta buku yang diberikan sekolah tersebut.

Terpisah, Humas Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Rony Kusmaya mengatakan, sekolah tersebut belum memiliki izin operasional. “Belum ada izin operasionalnya. Kalau bicara kelembagaan, mereka harus ke Disdik mengajukan izin sesuai prosedur,” ujar Rony.

Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain mengatakan, dugaan terhadap penyebaran aliran Isa Bugis perlu menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan. Sebab, aliran Isa Bugis sudah ditetapkan sesat sejak 1980-an.

Zulkarnain mengatakan, aliran Isa Bugis muncul pada 1926 di Kota Bakhti Aceh Pidie. Meski kecil, tak menutup kemungkinan aliran tersebut hadir kembali. Ciri khas aliran ini selalu ingin menerjemahkan dan menganalisa Islam berdasarkan teori pertentangan antara dua hal. ”Seperti ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan zulumat,” katanya.

Ia berusaha mengilmiahkan agama dan kekuasaan serta menolak semua hal yang tidak masuk akal. Selain itu, aliran Isa Bugis banyak diikuti kaum “intelektual” yang cenderung menggunakan akal dan pikiran. Aliran ini juga menolak mukjizat para Nabi, seperti mukjizat Nabi Musa ‘alaihissalam yang membelah lautan dengan tongkat. Atau, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang menyembelih Nabi Ismail ‘alaihissalam. Menurut aliran ini, semua mukjizat Nabi adalah dongeng. (metropolitan.id)

salam-online

Baca Juga