Perihal Muslim Rohingya, Myanmar tak Mau Disalahkan

Rohingya-pengungsi Muslim Rohingya saat dalam perahu-jpeg.imageBANGKOK (SALAM-ONLINE): Tragedi pengungsi Muslim Rohingya yang menyita perhatian masyarakat global belum lama ini tidak bisa dilepaskan dari Myanmar. Sebab, Muslim Rohingya berasal dari negara itu. Kendati demikian, negara yang dikenal dengan nama Burma itu tidak pernah mau disalahkan. Mereka juga menolak terus-menerus dikaitkan dengan krisis yang dialami oleh Muslim Rohingya tersebut.

“Melemparkan tuduhan (kepada kami) tidak akan membuat krisis ini usai,” ujar Htin Linn yang saat ini menjabat pemimpin sementara Kementerian Luar Negeri Myanmar. Kemarin (29/5), dalam pertemuan regional yang dihadiri 17 negara di kawasan Asia, Myanmar menampik tuduhan bahwa negerinya adalah biang kerok krisis yang dialami oleh Muslim Rohingya tersebut.

Saat ini ada sedikitnya 1 juta penduduk Muslim Rohingya yang tinggal di Myanmar. Meski mereka bertahun-tahun tinggal di wilayah mereka sendiri, Presiden Myanmar Thein Sein tidak pernah menganggap mereka sebagai warga negara.

Karena itu, Myanmar menentang keras usul PBB yang memberikan kesempatan kepada Muslim Rohingya untuk mengantongi kartu identitas Myanmar. Dalam forum regional yang berlangsung di Kota Bangkok, Thailand, itu, Linn menegaskan bahwa Myanmar tidak bertanggung jawab atas krisis Rohingya.

Sikap diskriminatif warga Myanmar terhadap Muslim Rohingya pun, menurut dia, bukan sesuatu yang perlu dilebih-lebihkan. Sebab, bagi penguasa Myanmar, Muslim Rohingya bukanlah warga negara. Mereka tidak punya hak-hak yang sama dengan warga Myanmar lainnya.

Baca Juga

Linn juga mengimbau PBB, khususnya Asisten Komisi Tinggi Pengungsi PBB Volker Turk, untuk menggali lebih banyak informasi tentang kasus Muslim Rohingya serta menyelidiki latar belakang konflik Muslim Rohingya dengan kaumt Buddha.

Dengan demikian, PBB tidak perlu menyalahkan Myanmar atas sikapnya terhadap Rohingya. “Saya rasa tidak ada lagi semangat kerja sama di dalam ruangan ini,” ungkapnya. (Salam-Online)

Sumber: AP/AFP

Baca Juga