Pasca Aksi Teror Massa GIDI, Perekonomian Warga Tolikara Menurun

Tolikara-Kepala Dinas Sosial Tolikara-jpeg.image
La Bansi

TOLIKARA (SALAM-ONLINE): Kepala Dinas Sosial Tolikara La Bansi menyampaikan bahwa sebagian besar mata pencaharian warga Tolikara adalah sebagai petani.

“Bahkan bisa dikatakan 90 persen adalah petani,” kata La Bansi kepada anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Achmad Fazeri, di rumah dinasnya di Tolikara, Ahad (26/7).

Warga Tolikara, lanjut La Bansi, dalam bertani pada umumnya menanam ubi jalar dan sayur-sayuran seperti wortel, kol, sawi, buncis dan lain sebagainya.

Selain petani, kata La Bansi, ada juga Pegawai Negeri Sipil (PNS). Persentasi pegawai dari aparatur putra daerah Tolikara sendiri lebih banyak dibandingkan dengan pegawai negeri yang merupakan para pendatang.

Baca Juga

“Buktinya ada 60 persen pegawai itu warga pribumi Tolikara. Sementara 40 persen dari warga pendatang,” ujarnya.

La Bansi menambahkan, selain PNS dan petani, ada juga warga yang berdagang. Dari korban pemilik 64 kios yang terbakar itu, ada sekitar 10 kios milik warga asli Tolikara. Sementara yang lainnya merupakan milik warga pendatang.

Selain itu, La Bansi mengatakan, secara umum dampak dari paska terjadinya aksi teror (pembakaran puluhan kios oleh massa dari peserta Kebaktian Kebangunan Ruhani (KKR) Seminar Internasional Gereja Injili di Indonesia (GIDI), itu menyebabkan perekonomian warga Tolikara menurun.

“Paska tragedi pembakaran puluhan kios perekonomian Tolikara menurun,” pungkas La Bansi. (Laporan Achmad Fazeri/JITU)

Baca Juga