Tak Hanya di Depan Istana, Aksi Tolak Pabrik Semen di Rembang Juga Digelar di Palembang

Aksi Solidaritas untuk warga Kendeng, Jawa Tengah, di Palembang, yang mengecor kakinya dengan semen. (Foto: TribunSumsel/M.A. Fajri)

PALEMBANG (SALAM-ONLINE): Tak hanya di depan istana negara, aksi solidaritas tolak pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah juga digelar di Palembang, Sumatera Selatan.

Aksi yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel itu bekerja sama dengan organisasi sipil hingga mahasiswa, dengan mengecor kaki mereka di simpang lima depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Selatan, Sabtu (25/3).

Direktur Walhi Hadi Jatmiko menegaskan aksi pengecoran dilakukan lima orang simpatisan, yang terdiri atas tiga wanita dan dua pria.

“Kita mendukung gerakan perempuan dalam memperjuangkan keadilan, memperjuangkan hak-haknya sebagai masyarakat yang tertindas. Ibu Patmi adalah pejuang perempuan Kendeng. Dia membela petani karena tak ingin adanya pembangunan pabrik semen,” ujar Hadi kepada wartawan.

Tidak hanya mengecor kaki, para simpatisan yang menggelar aksinya juga sempat menabur bunga di foto Patmi sebagai bentuk belasungkawa.

Hadi menegaskan pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemipinan Ganjar Pranowo melakukan kesalahan besar karena memberikan izin kepada perusahaan semen tersebut.

“Pemberian izin hanya akan menambah penderitaan masyarakat sekitar dengan dampak yang akan merugikan petani, termasuk akan merusak sumber daya alam sekitar,” kata Hadi.

Baca Juga

Sebelumnya, satu peserta aksi semen kaki di depan Istana, Patmi (48)—perempuan asal Pati–dinyatakan meningggal dunia.

“Menurut dokter, penyebabnya kematian mendadak, dugaannya jantung,” ujar Ketua Bidang Advokasi, YLBHI, Muhammad Isnur, seperti dilansir Liputan6.com di Jakarta, Selasa (21/3/2017).

Seperti diketahui, sejak Senin 13 Maret 2017, warga Kendeng melakukan protes dan aksi mengecor kaki mereka di depan istana di Jakarta. Pasalnya pemerintah tetap mendirikan pabrik semen meski putusan Mahkamah Agung sudah membatalkan izin pendiriannya.

Mereka menyemen kedua kakinya dalam aksi penolakan rencana pendirian dan pengoperasian pabrik Semen milik PT Semen Indonesia di Rembang dan lainnya di pegunungan Kendeng.

Patmi merupakan salah satu peserta aksi yang menyemen kedua kakinya.

Aksi protes di depan istana berlangsung setiap hari, sejak Senin (13/3/2017) lalu. Mereka yang disemen kakinya mulai duduk dan berdiri di luar pagar Monas dari siang sampai sore, dengan fasilitas sanitasi lapangan dan peneduh. Pada sore hari, peserta aksi pulang ke tempat beristirahat dan menginap di YLBHI Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Sumber: RMOL.co, Liputan6

Baca Juga